Teka-teki Masa Depan Fabio Quartararo Bersama Yamaha
- AP Photo/Eric Gay
VIVA – Pembalap Monster Yamaha, Fabio Quartararo mulai memperlihatkan kejenuhan dalam tim. Sebab, dia merasa motornya tidak mendukung untuk bersaing dengan pembalap MotoGP lainnya di musim ini.
Motor Monster Yamaha mendapat banyak kritik dari publik. Mereka seperti kehilangan daya saing, terutama dari segi kecepatan. Hal ini jelas membuat Quartararo kesal.
Empat seri MotoGP 2022 berlangsung, baru sekali Quartararo mencicipi podium. Itu terjadi di MotoGP Indonesia, tatkala pembalap asal Prancis finis pada urutan kedua.
Awalnya ada keyakinan jika hasil balapan di Sirkuit Mandalika itu sebagai kerja keras Monster Yamaha dalam menemukan komposisi tepat untuk motor. Tapi saat balapan di MotoGP Argentina dan MotoGP Amerika, hasilnya tidak bagus.
Rasa frustrasi itu terlihat usai dia finis pada urutan ketujuh MotoGP Amerika. Dia menyiratkan tidak bisa berbuat apa-apa untuk bersaing dengan pembalap lain yang menggunakan mesin Ducati.
"Apa yang bisa saya lakukan? Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Jika Anda cek hasil hari ini, saya berada di urutan keenam pada grid dan saya motor pertama yang bukan Ducati," ujar Quartararo, dikutip dari Crash.
"Jika saya bisa melakukan sesuatu, saya akan melakukannya. Yang bisa saya lakukan adalah memberikan 100 persen kemampuan saya dan coba berjuang untuk yang terbaik," imbuhnya.
Meski sudah terlihat frustrasi, namun Quartararo enggan membeberkan apa sebab yang membuat motor M1 tunggangannya jadi kalah bersaing. "Saya akan menyimpannya sendiri."
Dibanding musim lalu, jelas performanya menurun jauh. Dia adalah juara bertahan MotoGP, tapi kemudian di empat seri awal gagal memperlihatkan performa terbaik.
Belakangan muncul isu jika Quartararo mulai berpikir untuk mencari tim baru. Eric Mahe, selaku manajernya juga telah mengutarakan hal itu.
Dia sedang berupaya menjadi komunikasi dengan pabrikan lain. Ini menjadi ancaman tersendiri bagi Yamaha, terlebih musim 2022 masih panjang.
Jika situasi tak kunjung berubah, bisa jadi internal yang tidak kondusif. Situasi yang jelas merugikan bagi tim berlogo garpu tala tersebut.