Panitia Balapan Sirkuit Mandalika Jadi Sasaran Kritik

Warga naik truk demi nonton balapan di Sirkuit Mandalika.
Sumber :
  • VIVA/Satria Zulfikar

VIVA – Mandalika Grand Prix Association (MGPA) jadi sasaran kritik. Sebab, mereka dianggap tidak profesional ketika hendak menggelar balapan Asia Talent Cup 2021 di Sirkuit Mandalika, Minggu 14 November 2021.

Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 N Melaju Kencang di Sirkuit Mandalika

Balapan ATC di Sirkuit Mandalika harus mengalami penundaan. Sebabnya, Dorna Sports menilai ada syarat yang belum terpenuhi dalam aspek keamanan. Hal ini berkaitan dengan jumlah marshal yang kurang dari standar.

Marshal amat dibutuhkan kehadirannya di beberapa titik sirkuit. Di setiap pos, biasanya ada delapan orang yang bertugas. Mereka inilah yang akan bergerak cepat melakukan evakuasi ketika kecelakaan terjadi.

Ini yang akan Dilakukan Anggota DPR Setelah Juara Balap Porsche di Mandalika

Ketika jumlah personelnya kurang dari standar, jelas risiko keamanan jadi meningkat. Dengan terpaksa Dorna memilih untuk mengundurkan jadwalnya menjadi 19 hingga 21 November 2021 mendatang.

Masyarakat Indonesia banyak yang merasa kecewa dengan hal ini. Sebab, mereka takut, Sirkuit Mandalika yang akan digunakan pertama kali untuk ATC 2021 ini kena cap tidak profesional.

Segini Kecepatan Maksimal Yamaha NMAX Turbo di Sirkuit Mandalika

Alhasil, media sosial MGPA jadi sasaran kritik. Masyarakat menumpahkan kekesalannya terhadap kejadian ini melalui kolom komentar unggahan MGPA soal ATC 2021.

Kritik terhadap MGPA

Photo :
  • instagram.com/themandalikagp

Gubernur NTB Angkat Bicara

Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah angka bicara perihal penundaan ini. Menurut dia, keputusan ini diambil demi menjaga keselamatan para pembalap.

Dia mengakui, kurangnya personel marshal ini jadi alasan utama. Zulkifielimansyah pun setuju dengan keputusan Dorna untuk menunda balapan.

Butuh waktu untuk membimbing warga NTB untuk menjadi marshal. Dan dia ingin, para petugas tersebut merupakan orang asli sehingga bisa menghidupkan perekonomian.

"Kita mau akomodir masyarakat sekitar. Masa harus dibawa dari Jakarta. Ternyata, melatihnya butuh waktu," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya