Ngeri, Kisah Petinju Indonesia Bikin Lawan Meninggal Dunia

Heri Amol, mantan petinju Indonesia
Sumber :
  • koreajoongangdaily

Jakarta – Selain dianugerahi Tuhan memiliki pebulutangkis top dunia, Indonesia juga sempat dianugerahi banyaknya petinju yang berprestasi di level internasional.

Dina Mariana Tutup Usia, Ini Jejak Karier Sang Bintang Era 70-an

Tak sedikit petinju Indonesia yang pernah jadi juara dunia dan menjadi legenda dan akan terus dikenang masayarakat Tanah Air.

Sebut saja Ellyas Pical, Nico Thomas, Suwito Lagola, Ajib Albarado, Chris John, hingga Daud Yordan. Mereka semua adalah petinju-petinju terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Pecinta Alam Asal Semarang Tewas di Hutan Mojokerto, Jasad Dikerubungi Tawon

Namun, terlepas dari legenda di atas, Indonesia juga punya petinju yang memiliki pukulan mematikan. Dia adalah Heri Amol.

Petinju berjuluk Bayi Ajaib itu lahir 18 September 1984 di kupang. Melansir Boxrec, dia mencatatkan 72 pertandingan sepanjang kariernya sejak 2001-2016.

Hype Supersport Butuh Kemenangan Atas Wakil Korea Selatan di Yunnan 3X3

Hari Amol mencatatkan 37 kemenangan (15 KO), 30 kalah (10 KO), dan lima kali imbang. 

Satu dari kemenangan yang paling fenomenal yang diraih Feri Amol adalah saat menghadapi juara kelas layang ringan WBC Choi Yo-sam dari Korea Selatan. Bagaimana tidak, lawan dibuat KO hingga akhirnya meninggal dunia.

Pertarungan mengerikan itu tersaji di Malam Natal tahun 2007 silam di Gwangjingu Hall, Seoul. Pada pertandingan itu, Amol sebenarnya kalah angka, tetapi pada ronde ke-12, saat waktu hanya tersisa 5 detik, Amol mampu menjatuhkan Choi (knockdown).

Namun Choi mampu segera bangkit, sehingga hitungan tidak dilanjutkan (dalam istilah tinju disebut sebagai saved by the bell), dan selanjutnya Choi dinyatakan memenangkan pertandingan itu dengan angka mutlak.

Setelah pengumuman itulah, Choi tiba-tiba jatuh terkulai di ring dan segera mendapatkan pertolongan pertama. Kemudian Choi dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Soonchunhyang. 

Melansir BBC, petinju Korea Selatan itu menderita cedera otak, cerebral haemorrhage dan dinyatakan "mati otak" oleh aparat medis di Seoul. 

Choi dinyatakan mengalami pembengkakan otak dan menjalani operasi otak. Choi akhirnya meninggal pada tanggal 2 Januari 2008, setelah dinyatakan mati batang otak sehari sebelumnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya