Kenapa Tinju Disebut Boxing? Ternyata Ini Alasannya

Petinju Newfel Ouatah
Sumber :
  • instagram.com/newfel_ouatah

VIVA Sport – Olahraga tinju merupakan salah satu olahraga yang digemari banyak orang di seluruh dunia. Tinju sendiri merupakan olahraga dan seni bela diri yang menampilkan dua orang partisipan dengan berat badan yang sama dan bertanding satu sama lain.

Glagat Aneh Mike Tyson Jadi Sorotan Saat Dikalahkan Jake Paul

Kedua peserta dalam olahraga ini akan bertanding dengan menggunakan sarung tinju mereka dalam rangkaian pertandingan berinterval satu atau tiga menit yang disebut ronde.

Petarung Panenah Boxing Camp, Jamil Burhan, saat berduel dengan Yordan Hilapok.

Photo :
  • VIVA/Ikhwan Yanuar
Pengakuan Jujur Jake Paul Usai Habisi Mike Tyson

Tinju juga menjadi salah satu olahraga tertua yang ada di dunia. Melihat asal usulnya tinju sendiri lahir di Afrika dan berasal dari 6.000 tahun sebelum masehi, tepatnya di wilayah yang sekarang di sebut Ethiopia.

Di dala. pertandingannya, kedua pemain menghindari pukulan lawan mereka sambil mencoba menembakkan pukulannya ke lawan. Petinju dengan nilai yang lebih tinggi setelah menjalankan sejumlah ronde yang direncanakan akan dinyatakan sebagai pemenang.

Kata Mike Tyson Usai Dihancurkan Jake Paul

Selain itu, kemenangan juga diperoleh jika lawan yang terkena jatuh dan tidak dapat bangkit hingga hitungan kesepuluh dari wasit. Lantas, kenapa tinju disebut dengan Boxing?

Kata “tinju” sendiri merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “boxing” atau “Pugilism”. Kata Pugilisme berasal dari bahasa latin, pugilatus atau pinjaman dari bahasa Yunani Pugno, Pignis, Pugnare, yang menandakan segala sesuatu yang berbentuk kotak atau "Kotak" dalam bahasa Inggrisnya.

Selain itu, istilah boxing juga muncul pada akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20. Hal itu terjadi ketika arena bertanding tinju ring yang berbentuk kotak pertama kali digunakan dan perkenalkan untuk digunakan dalam olahraga ini.

Petinju Muslim, Hasim Rahman saat habisi Lennox Lewis

Photo :
  • Tangkapan layar

Dahulu kala, para pembunuh bertarung di dalam arena yang berbentuk lingkaran yang digambar di atas tanah. Kemudian para penonton berkerumun di sekitar lingkaran tersebut dengan membentuk semacam pembatas berbentuk cincin dengan memegang tali.

Ketika jumlah penonton yang terus bertambah, ring semacam ini menjadi kurang memadai sehingga dibuatlah sebuah arena dengan cara mengencangkan tali pada empat tonggak yang ditancapkan ke tanah. Karena arena tersebut berbentuk kotak orang-orang kemudian menyebut para petarung sedang “dikotakkan” atau “boxed in” dan sedang melakukan “boxing”.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya