5 Jagoan One Pride Menuju UFC, Bukti Proses Tak Khianati Hasil

Staf Khusus Menpora Mahfudin Nigara Hadiri Jumpa Pers Road to UFC di Jakarta
Sumber :
  • Ridsha Vimanda Nasution

VIVA – Indonesia wajib bangga, ada lima petarung Indonesia yang akan berjuang untuk bisa tampil di salah satu ajang MMA bergengsi dunia, Ultimate Fighting Championship (UFC)

Dendam Membara di UFC 309: Charles Oliveira Vs Michael Chandler, Siapa yang Akan Hancur?

Ya, lima petarung One Pride MMA terpilih mewakili Indonesia untuk mengikuti ajang Road to UFC yang digelar di Singapura pada 9 hingga 10 Juni 2022. Ini merupakan ajang yang diselenggarakan UFC untuk menyaring petarung-petarung terbaik di Asia untuk berkesempatan tampil di ajang MMA paling bergengsi di dunia tersebut.

UFC resmi mengumumkan lima petarung Indonesia akan berlaga di Road to UFC. 

Duel Membara Jon Jones Vs Stipe Miocic di UFC 309, Siapa yang Pantas Juara Kelas Heavyweight?

One Pride Road to UFC

Photo :
  • Yudhi/VIVA

Mereka adalah  Rama Supandhi (juara interim kelas terbang), Gugun Gusman (juara kelas bantam), Jeka Saragih (juara interim kelas ringan), Jeremia Siregar (juara flyweight) dan Angga (juara kelas ringan).

Fantastis, Ini 15 Petarung UFC dengan Bayaran Tertinggi

Dalam jumpa pers yang digelar di Hotel JS Luwansa, Kuningan Jakarta, Jumat 3 Juni 2022, Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga, Mahfudin Nigara mengapresiasi dan turut bangga.

Mahfudin mengatakan, kebanggaan tersebut tentang proses perjuangan yang dilakukan Komite Olahraga Beladiri Indonesia (KOBI) bersama One Pride MMA beserta para atletnya.

"Bagaimana proses yang dilakukan oleh KOBI, para fighter, olahraga itu pasti butuh proses. Tanpa proses jangan bicara soal olahraga," ujar Mahfudin kepada awak media.

Mahfudin mengaku sedih karena banyak segelintir orang yang tidak menghargai tentang sebuah proses. Mereka hanya melihat hasil akhirnya.

"Sedih iya, banyak di antara kita yang melihat olahraga itu diujung bukan diproses. Padahal, enggak akan ada lima petarung ini kalau tanpa proses panjang 2015 itu tidak terjadi," ungkapnya.

"Berat, proses itu pasti berat. Sama dengan pemerintahan membuat DBON (Desain Besar Olahraga Nasional)," sambungnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya