Berawal Cari Perempuan Cantik, Raja Tinju Dunia Jadi Mualaf
- Bad Left Hook
VIVA – Nama Muhammad Ali tentu sudah tidak asing lagi bagi pecinta tinju dunia. Meski berkarier pada 1960-1981, namun namanya tak lekang oleh waktu. Aksi-aksinya menjadi perbincangan dan idola bagi para petinju muda.
Muhammad Ali memenangkan 19 pertandingan profesional pertamanya. Mengerikan, 15 di antaranya menang KO sejak debut pada 1960.
Muhammad Ali, meraih gelar juara dunia pertamanya pada 25 Februari 1964. Dia meraihnya usai menghancurkan Sonny Liston. Sepanjang kariernya, dia pernah berstatus juara dunia kelas berat versi WBA dan WBC.
Ali juga tercatat dalam sejarah tinju sebagai petinju pertama yang merebut gelar juara kelas berat sebanyak 3 kali pada 1978 usai mengalahkan Leon Spinks.
Ali pensiun pada 1981 saat kalah dari Trevor Berbick. Total, Ali mencatatkan 56 kemenangan (37 menang KO), dan hanya kalah lima kali dari 61 pertarungan yang dijalaninya.
Pada 3 Juni 2016, dunia tinju berguncang. Ali menghembuskan napas terakhir di usia 74 tahun usai melawan penyakit parkinson
Meski Ali sudah meninggal, namun kisah-kisah inspiratifnya selalu menarik diperbincangkan. Salah satunya adalah perjalan sang legenda memeluk agama Islam.
Ya, Ali merupakan seorang mualaf. ‘Muhammad Ali’ bukanlah nama yang ia sandang sejak lahir, melainkan Cassius Marcellus Clay.
Ali memutuskan mengucapkan kalimat Syahadat saat namanya sedang naik daun. Sejak memeluk Islam, dia menjadi ikon bagi Muslim Amerika.
Belinda, istri Muhhamad Ali, mengungkapkan alasan utama suaminya menjadi seorang mualaf. Pria dengan julukan The Peoples Champ itu memeluk Islam usai bertengkar dengannya.
Saat itu, Belinda meminta Ali untuk menulis tentang mengapa dia menjadi seorang Muslim. Ali lalu mengambil selembar kertas dan mulai menulis.
Dalam tulisannya, Ali menceritakan bahwa ketika itu dia sedang jalan-jalan mencari perempuan cantik untuk bersenang-senang. Namun, di sebuah jalan dia melihat pria menjual koran terbitan Nation of Islam.
Ali kemudian mengambil koran dan tertarik dengan sebuah kartun. Kartun itu menunjukkan seorang pemilik budak kulit putih memukul budak kulit hitamnya dan meminta orang tersebut berdoa kepada Yesus.
Pesan yang ditangkapnya saat itu adalah Kristen adalah agama yang dipaksakan pada budak oleh orang kulit putih. "Saya menyukai kartun itu yang  memberikan sesuatu untuk saya, dan itu masuk akal," tulis Ali, dilansir NDTV.
Ali mengaku masuk Islam bukan secara spiritual, tapi pragmatisme. Kartun tersebut membangunkannya, dan dia menyadari bahwa dia tidak memilih agama Kristen.Â
Dia tidak memilih nama Cassius Clay. Jadi mengapa dia harus menyimpan sisa-sisa perbudakan itu? Dan jika dia tidak harus menjaga agamanya atau namanya, apa lagi yang bisa dia ubah?
Dan pada akhirnya, Ali mengumumkan bahwa dirinya telah menjadi mualaf pada tahun 1964, ketika dia memenangkan kejuaraan kelas berat usai menumbangkan Sonny Liston.
Ali mengumumkan secara terbuka dan membuat pernyataan independen: "Saya percaya kepada Allah dan dengan damai," katanya.
"Saya bukan lagi orang Kristen. Saya tahu ke mana saya pergi dan saya tahu yang sebenarnya. Saya tidak harus menjadi apa yang Anda inginkan. Saya bebas menjadi apa yang saya inginkan. "
Ali mengungkapkan, kepindahannya ke agama Islam adalah hal yang wajar dan selaras dengan fitrah yang Allah ciptakan untuk manusia.Â
Ia meyakini bahwa Islam membawa kebahagiaan untuk semua orang. Menurutnya, Islam tidak membeda-bedakan warna kulit, etnis, dan ras. Keyakinannya terhadap Islam makin bertambah manakala Ali membaca terjemahan Alquran
"Semuanya sama di hadapan Allah SWT. Yang paling utama di sisi Tuhan mereka adalah yang paling bertakwa," ucapnya.
''Aku bertambah yakin bahwa Islam adalah agama yang hak, yang tidak mungkin dibuat oleh manusia." ujarnya.
Di sisi lain, Belinda yang sekarang memakai nama Khalilah Camacho-Ali telah menyerahkan tulisan alasa Ali masuk islam itu Museum Nasional Sejarah dan Budaya Afrika Amerika, 25 Oktober 2017 Nation of Islam.