Mengingat Detik-detik Horor Manny Pacquiao Dihajar Korban Chris John
- NY Times
VIVA – Petinju kelas welter asal Filipina, Manny Pacquiao pernah mengalami masa-masa sulit dalam karier tinjunya. Terlepas dari kemenangan-kemenangannya yang fantastis, Manny Pacquiao juga sempat mengalami kekalahan yang tragis.
Manny Pacquiao sudah menjalani 71 pertarungan dengan 62 kemenangan (30 menang KO), 7 kalah dan 2 kali imbang.
Salah satu kekalahan yang ia terima adalah ketika menghadapi Juan Manuel Marquez di Nevada, Amerika Serikat pada Desember 2012.
Kekalahan itu tak pernah ia duga, karena dalam tiga pertarungan sebelumnya Manny Pacquiao dua kali menang dan satu pertarungan berakhir imbang.
Pacquiao bertemu Juan Manuel Marquez pertama kali pada 2004 saat keduanya imbang di kelas bulu. Setelah pertarungan itu, Pacquiao dan Marquez menjalani nasib beda.
Pacquiao dikalahkan Erik Morales pada pertarungan perebutan sabuk juara Kelas Bulu Super WBC dan IBA. Sedangkan Marquez menjadi juara kelas bulu WBA dan IBF dengan memenangi dua pertarungan berikutnya.
Namun, gelar Marquez raib setelah dia bertarung di Tenggarong, Kalimantan Timur, 4 Maret 2006 melawan petinju jagoan Indonesia, Chris Jhon. Marquez takluk dengan keputusan angka mutlak dari Chris John.
Setelah kekalahan dari Chris Jhon, Marquez mampu bangkit dan memenangkan empat pertarungan beruntun dan berhasil meraih kembali gelar juara kelas bulu WBO, WBC.
Namun, gelar tersebut kembali raib ketika Marquez bertemu dengan Pacquiao pada 15 Maret 2008. Laga kedua itu dimenangkan Pacquiao dengan keunggulan angka tipis.
Demikian juga dengan laga ketiga yang digelar 12 November 2011. Dua juri memberikan kemenangan bagi Pacquiao sedangkan satu juri menyatakan kedua petinju sama kuat.
Namun dalam laga terakhir atau pertemuan keempat mereka, semua prediksi terbalik. 8 Desember 2012 di MGM Grand Arena, Las Vegas, Pacquiao terkapar di atas ring karena terkena pukulan mengerikan Marquez.
Sejatinya, pertarungan sejak awal berjalan seperti tiga laga sebelumnya. Pacquiao berhasil mendominasi dan memberikan tekanan pada Marquez.
Namun, musibah bagi Pacquiao datang pada detik-detik akhir ronde keenam. Waktu menjadi sangat horor bagi Pacquiao dan para pendukungnya.
Pukulan Marquez tepat mengenai wajah Pacquiao. Dalam tayangan ulang di video pertandingan, kepala Pacquiao sempat terdorong ke belakang karena kekuatan pukulan Marquez.
Sang petinju yang sebelumnya aktif langsung pingsan. Dirinya masih tidak sadarkan diri ketika Marquez sudah melakukan selebrasi. Bahkan, saking kerasnya pukulan Marquez, wasit pertandingan sampai mengira dia sekarat karena terluka parah.
Keganasan Marquez pun diakui oleh Pacquiao. Dalam wawancara dengan majalah The Ring pada 2015, Pacquiao menyebut Marquez sangat mengetahui kelemahannya.
"Juan Manuel Marquez adalah satu-satunya petinju yang benar-benar bisa memahami dan mengantisipasi gerakan saya. Dia adalah seorang counterpuncher yang brilian dan seorang pejuang yang luar biasa," kata Pacquiao.
Sementara Marquez menyebut kemenangan itu terlupakan. Baginya, bukan hanya perkara uang yang ia dapatkan, melainkan kebanggaan diri dan Meksiko sebagai negaranya.
"Saya tak mau membuat kesalahan dengan bertanya-tanya setelah melakukan itu, mengapa saya menerima pertarungan ini," kata Marquez, dikutip Thesportsman.
"Ini bukan tentang uang, ini adalah soal kehormatan dan kebanggaan untuk negara saya," sambung petinju 47 tahun tersebut.
Di sisi lain, Pacquiao menjalani kariernya sebagai petinju profesional sejak 1995 hingga saat ini. Namun, pertarungan terakhirnya terjadi pada Juli 2019 saat mengalahkan Keith Thurman.
Sejauh ini, Pacquiao ini sudah menjalani 71 pertarungan dengan 62 kemenangan (30 menang KO), 7 kalah dan 2 kali imbang.Â
Pacquiao adalah petinju dari benua Asia pertama yang berhasil meraih gelar juara tinju profesional di delapan kelas berbeda, atau petinju kedua di dunia setelah Oscar de la Hoya.
The Destroyer juga menjadi petinju pertama yang berhasil merebut tujuh gelar di tujuh kelas yang berbeda, (lima gelar juara dunia dari lima kelas berbeda dan dua gelar dari Ring Magazine untuk kelas bulu dan welter junior)
Sedangkan Marquez menjalani karier tinju profesional sejak 29 Mei 1993 hingga 2017. Selama kariernya, Marquez menjadi petinju Meksiko ketiga (setelah Érik Morales dan Jorge Arce) yang menjadi juara dunia di empat kelas berbeda.
Selain itu, Marquez juga pernah memenangi sembilan kejuaraan dunia termasuk gelar kelas bulu WBA (Super), IBF dan WBO antara tahun 2003 dan 2007.Â
Kemudian gelar kelas bulu super WBC dari 2007 hingga 2008; The WBA (Super), WBO, The Ring Magazine antara 2008 dan 2012; dan gelar kelas welter junior WBO dari 2012 hingga 2013.
Dalam karir yang berlangsung selama lebih dari dua puluh tahun, Márquez mencatatkan 64 pertandingan dengan 56 kemenangan (40 KO), 7 kalah dan sekali imbang.