Skandal Olahraga, Saat Emas Roy Jones Dirampok Petinju Korea Selatan

Petinju legendaris Amerika Serikat, Roy Jones Jr
Sumber :
  • Royjones.com

VIVA – Roy Jones Jr. adalah salah satu petinju paling sukses di generasinya. Seperti banyak petarung lainnya, dia memiliki karir amatir yang bagus termasuk meraih medali di Olimpiade.

Jones mewakili Amerika pada Olimpiade Musim Panas 1988 di Seoul. Jones diprediksi akan membawa pulang emas. Namun, pertarungan tidak berakhir seperti prediksi, karena Jones kalah dengan cara yang menyakitkan. 

Begini ceritanya. Jones berada di urutan ke-14 dalam peringkat 50 momen Olimpiade yang menakjubkan versi The Guardian. Namun, dia masuk dalam cerita yang tidak bagus.

Jones yang tampil di light-middleweight sejak awal difavoritkan menjadi juara dan berhak atas medali emas. 

Saat itu, Jones berusia 19 tahun dan namanya sedang naik daun setelah hanya membutuhkan dua menit untuk menyingkirkan lawannya di pertandingan awal.

Kemudian, Jones memenangkan beberapa keputusan dengan poin mutlak untuk mencapai semifinal. Jones kemudian berhadapan dengan petinju Richie Woodhall.

Petinju Inggris itu mampu memberikan perlawanan pada Jones. Namun, semua juri masih memberi Jones kemenangan.

Di partai final, Jones berhadapan dengan petinju tuan rumah, Park Si-hun. Dia berhasil menang KO pada laga perdana dan di tiga laga selanjutnya menang poin.

Di babak semifinal, Park Si-hun mengalahkan Vincenzo Nardiello dari Italia 3-2. Namun, banyak penonton menilai Nardiello yang pantas menang. Merasa dicurangi, Nardiello sempat kesal sehingga dia harus ditarik keluar ring.

Waktunya tiba untuk Roy Jones dan Park Si-hun melangkah ke ring untuk memperebutkan medali emas. Jones mendominasi pertarungan, ia mendaratkan 86 pukulan, sementara Park hanya 32.

NBC mencatat skor masing-masing 20-3, 30-15, dan 36-14 dari ronde pertama hingga ketiga untuk Jones. Namun, keputusan juri berbeda dan memberikan kemenangan untuk Park 3-2.

Menariknya, setelah dinyatakan menang Park malah terlihat malu. Sementara Jones kebingungan dengan kecurangan tersebut.

Dalam upacara pemberian medali, kekecewaan Jones meluap. Ketika dikalungkan medali perak, dia langsung melepasnya dan tidak pernah memakainya.

Tak lama setelah pertarungan kotor itu, tiga juri yang memberikan kemenangan kepada Park diskors selama enam bulan, Namun, kemudian dibebaskan oleh Asosiasi Tinju Internasional (AIBA).

Bukti muncul ke permukaan beberapa tahun kemudian bahwa otoritas tinju Korea telah menyuap para juri hingga jajaran eksekutif AIBA.

Atlet Indonesia di Olimpiade Dapat Ribuan Es Krim

Terlepas dari semua bukti itu, IOC mengakhiri penyelidikannya pada tahun 1997 dengan memutuskan "tidak ada bukti korupsi dalam laga tinju di Seoul." Karena itu, Jones tidak pernah menerima medali emas dari Olimpiade 1988.

Menuju Olimpiade LA 2028, PP Pordasi Geber Program Animal Welfare

Setelah pertandingan kontroversial itu, Jones kemudian terjun ke tinju profesional dan berhasil menjadi juara di empat divisi berbeda, yakni kelas menengah, menengah super, berat-ringan, dan jelajah. 

Sementara Park pensiun dari olahraga setelah Olimpiade Seoul dan tidak pernah menjadi profesional. Ia memperoleh gelar sarjana dalam pendidikan jasmani dan menghabiskan beberapa waktu sebagai guru sekolah menengah sebelum menjadi pelatih tinju.

Respons PP Pordasi soal Target NOC Indonesia Loloskan 100 Atlet ke Olimpiade 2028, Termasuk Berkuda

Mau tahu skandal yang menyeret para atlet dunia lainnya? Skandal Olahraga akan hadir setiap harinya. Simak terus di VIVA.co.id.

Cincin Olimpiade

Afrika Selatan Minat Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036, Jadi Saingan Indonesia?

Afrika Selatan mengutarakan minatnya untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2036, demikian laporan Komite Olimpiade Internasional (IOC),

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024