Mayweather Marah Muhammad Ali Jadi Petinju Terhebat Sepanjang Masa
- worldboxingnews
VIVA – Legenda tinju dunia, Floyd Mayweather Tidak Terima klaim yang menyebut Muhammad Ali sebagai petinju terhebat dan terbesar sepanjang masa. Kemarahan Mayweather itu terjadi saat dia tampil di acara SportsCenter ESPN.
Mayweather yang kini berusia 43 tahun itu pensiun dari dunia tinju pada 2017 dengan rekor 50 kemenangan dan tanpa kekalahan. Itu sebabnya dia kesal ketika dua pemandu acara memilih lima petinju teratas masing-masing sepanjang masa.
David Lloyd memilih Henry Armstrong (5), Mayweather (4), Joe Louis (3), Sugar Ray Robinson (2) dan Ali (1). Sedangkan Cari Champion memilih Mike Tyson (5), Mayweather (4), Louis (3), Robinson (2) dan Ali (1).
"Berdasarkan apa kita dalam menilai seorang petarung? Jika kita menilai petarung berdasarkan perjuangannya terhadap sesuatu dan hukuman, maka Ali layak," kata Mayweather seperti dikutip dari SportBible, Jumat 13 November 2020.
"Muhammad Ali membuka jalan bagi saya untuk berada di tempat saya saat ini, dia seorang legenda. Tapi jika kita berbicara tentang menerima pukulan paling sedikit dan memecahkan rekor, maka Floyd Mayweather yang layak."
"Ketika kita berbicara tentang memecahkan rekor, kita harus berbicara tentang Ali saat dia kehilangan gelar dunianya dari seorang petarung yanga hanya berbekal tujuh pertandingan," jelas Mayweather berdalih.
Karena hal itulah, Mayweather tidak terima kalau Ali disebut menjadi yang terhebat. "Saya harus angkat topi untuk Ali, tetapi saya tidak menghabiskan waktu 40 tahun pada olahraga ini untuk mengatakan bahwa ada petinju lain yang lebih baik dari saya."
Sementara itu, Lloyd berpendapat bahwa catatan pertarungan tinju Ali termasuk pertarungan legendaris seperti duel Thrilla di Manila dengan Joe Frazier. Sehingga duel itu menjadi pertimbangan mereka.
Dan ketika pembawa acara mengungkapkan bahwa Mayweather tidak memiliki jenis pertarungan yang sama seperti Ali, dia membalas: "Itu tidak keren. Itu tidak keren (alasan yang disampaikan pembawa acara SportsCenter)."
"Yang ingin saya ajarkan kepada para petinju adalah ini permainan tentang memukul dan tidak dipukul. Ini bukan tentang menerima hukuman. Saya mencintai Ali, tapi duduk menerima hukuman karena melakukan tindakan bodoh, itu tidak keren."