Mahal, Olahraga Ketangkasan Berkuda Sulit Berkembang di RI

Seorang atlet olahraga equestrian dan kudanya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita (11-10-17)

VIVA – Olahraga equestrian atau ketangkasan berkuda masih sulit berkembang. Itu karena olahraga ini  masih dinilai sebagai cabang yang mahal dan hanya bisa dijangkau oleh atlet dari kalangan keluarga yang mampu.

KHI Equestrian Gelar Kejuaraan Berkuda di Yogyakarta, Hadiahnya 1 Unit Mobil

Tanto Sri Hartono, pemilik Zaganosh Stable, tak membantah hal tersebut. Harga kuda tunggangan saja bisa mencapai ratusan juta bahkan miliaran rupiah.

"Image-nya memang seperti itu. Atlet ketangkasan berkuda ini dari keluarga yang mampu," ujarnya di sela-sela acara Zaganosh Open 2017 di lapangan pacuan kuda, Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta, Sabtu 11 November 2017.

Pertama dalam Sejarah, Pordasi akan Pilih 4 Ketua Umum Periode 2024-2028

Tanto menyadari, olahraga berkuda tak setenar olahraga lain seperti bulutangkis atau sepakbola. Olahraga tersebut tergolong mudah, karena hanya perlu bola atau raket sudah bisa bermain.

"Olahraga berkuda mengharuskan ada lapangan khusus berkuda. Tanpa ada lapangan tidak bisa dimainkan," ucapnya.

Shark Indonesia dan Anantya Riding Club Kolaborasi untuk Berkuda Equestrian

Yang lebih buruk lagi, olahraga berkuda khususnya pacuan kuda, terkadang berbau judi, sehingga punya citra yang kurang baik. Padahal lomba ketangkasan kuda baik dressage dan jumping sangat jauh berbeda dengan pacuan kuda.

"Bukan hanya skill yang bagus yang dimiliki atlet. Namun juga kuda juga bagus serta ada ikatan emosi antara atlet dan kuda yang ditungganginya. Itu yang bikin sulit menjadi atlet equestrian," tuturnya.

Saat ini kata Tanto sudah banyak stable (kandang kuda) di daerah yang memiliki kuda yang bagus. Sekarang, apakah pemilik stable ini punya komitmen atau tidak untuk melahirkan atlet equestrian. Apalagi, atlet harus dididik dari usia dini bahkan sejak kelas tiga sekolah dasar.

"Melalui Zaganosh Open 2017 ini akan kita ketahui mana saja stable di daerah yang sudah siap melahirkan atlet equestrian," ucapnya.

Lebih jauh, Tanto mengatakan dengan semakin banyaknya stable yang ada di daerah maka terbuka kesempatan bagi orang tua untuk mendorong anaknya berlatih menjadi atlet equestrian hanya dengan membayar bulanan.

"Untuk kebutuhan kuda dan lapangan pacuan kuda juga sudah disiapkan pemilik stable," katanya. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya