Usai Kejuaraan Dunia, Pelatih Kempo NTT Meninggal di Pesawat
- VIVA.co.id/ Jo Mariono (5/8/2017)
ViVA.co.id- Pelatih Shorinji Kempo Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Barnabas Ndjoerumana, meninggal dunia. Barnabas menghembuskan napas terakhirnya di atas pesawat Cathay Pasific dengan nomor penerbangan CX 873 saat terbang dari San Fransisco menuju Hong kong pada pukul 04.00 waktu San Fransisco, Jumat 4 Agustus 2017.
Untuk diketahui, simpai Nabas, sapaan Barnabas, tengah mendampingi atlet Kempo asal Nusa Tenggara Timur pulang ke Tanah Air setelah melakoni kejuaraan Shorinji Kempo World Taikai 2017 di Stadion San Mateo, California, Amerika Serikat, 27 Juli-3 Agustus 2017.
Seorang ofisial Kempo NTT, simpai Gusti Ganggut yang ikut dalam penerbangan itu menuturkan, selama tiga jam penerbangan dari San Fransisco, simpai Barnabas terlihat beberapa kali keluar masuk toilet dan saat ke toilet yang terakhir ia langsung jatuh dan tidak sadarkan diri.
Dikatakan Gusti, pilot awalnya ingin mendaratkan pesawat ke bandara terdekat yaitu Maryland. Namun, pengurus Kempo NTT dan para atlet berkeras agar penerbangan tetap dilanjutkan maka pesawat diteruskan ke Hong kong dengan tersisa penerbangan masih 12 jam lagi.
“Seluruh awak pesawat termasuk pilot dan penumpang yang kebetulan berprofesi sebagai dokter turut membantu pak Nabas namun Tuhan berkehendak lain. Beliau dinyatakan meninggal 04.00 dini hari di atas pesawat,” ujar Gusti Ganggut dari rumah sakit bandara Hong kong melalui percakapan WhatsApp, Sabtu 5 Agustus 2017.
Menurut Gusti, jenazah saat ini sudah ditangani KJRI Hong kong. Namun kata dia, belum dapat dipastikan kapan jenazah diterbangkan ke Jakarta karena masih menunggu keputusan pengadilan setempat usai memeriksa jenazah yang meninggal di dalam pesawat.
“Masih tunggu keputusan pengadilan di sini (Hong kong) semoga hari ini keputusanya keluar dan jenazah dapat diterbangkan ke Jakarta,” ungkap Gusti Ganggut.
Menderita sakit jantung
Ditambahkan Gusti ganggut, almarhum Barnabas memang sudah lama menderita sakit jantung dan paru-paru. Sejak awal rencana keberangkatan ke California, para ofisial Kempo NTT sempat menyarankan agar simpai Barnabas jangan ikut.
"Kami telah meminta Pak Nabas untuk tidak ikut melihat kondisi sakit beliau namun karena kecintaanya dan kemauan kerasnya untuk menyaksikan anak-anak didiknya bertanding di world championship shorinji kempo di San Mateo California USA sehingga beliau tetap diikutkan dalam rombongan,” ungkap Ganggut.
"Selama di USA dari tanggal 27 Juli 2017 sampai dengan tanggal 3 Agustus 2017 pak Nabas selalu bersama anak-anak didiknya baik saat latihan maupun saat studi session selama 3 hari terlebih saat pertandingan,” ujar Gusti Ganggut menambahkan.
Pria 66 tahun asal Sumba Timur NTT ini pergi setelah menyaksikan sendiri secara langsung anak- anak didiknya meraih puncak prestasi sebagai juara dunia kempo di San Mateo dengan meraih 3 medali emas, 1 perak dan 2 medali perunggu. Dalam kejuaraan internasional ini, atlet kemponkempo NTT keluar sebagai juara umum kedua setelah Jepang dari 24 negara yang bertanding.
Laporan: Jo Mariono/ Manggarai-NTT