Kisah Atlet Cantik Kayuh Sepeda dari Sabang ke Magelang
- VIVA.co.id/Satria Permana
VIVA.co.id – Menyambut Hari Olahraga Nasional, 9 September 2017, mendatang, Kemenpora menggelar kampanye 'Ayo Olahraga'. Kampanye ini dilakukan melalui program Gowes Pesona Nusantara dan Gala Desa.
Ada yang menarik dari gelaran Gowes Pesona Nusantara. Salah satunya adalah adanya 15 atlet sepeda yang menempuh perjalanan 5.000 kilometer, dari Sabang hingga Magelang.
Bukan cuma atlet pria, wanita pun ada. Mereka telah memulai perjalanan tersebut sejak Mei 2017 lalu.
Kini, 15 atlet tersebut sudah tiba di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Mereka akan kembali menempuh perjalanan ke daerah Sumatera lainnya, hingga akhirnya menuju Magelang.
"Kami melakukannya karena ingin mengajak masyarakat secara langsung untuk rutin berolahraga, melalui program Kemenpora. Selain itu, kami ingin mencetak rekor MURI, menempuh perjalanan Sabang hingga Magelang, menggunakan sepeda," kata manajer perjalanan, Dwi Bahari, kepada VIVA.co.id.
Trek Sumatera dikenal sebagai salah satu yang paling sulit untuk ditaklukkan. Bagaimana tidak, bukit dan lembah harus mereka taklukkan.
Ketua rombongan, Rudi Ristanto, mengakuinya. Rudi menyatakan, timnya sempat kesulitan menaklukkan tanjakan yang sangat panjang di hari pertama perjalanan ke Payakumbuh.
"Saat itu, kami sempat mendaki sepanjang 30 kilometer, tanjakan lalu turun. Dan, memasuki daerah Payakumbuh, kami disambut hujan lebat. Tapi, alhamdulillah kami bisa mengatasinya," terang Rudi.
Salah satu peserta dalam ekspedisi ini adalah Kurnia Dian Anggraeni. Kehadiran Dian terbilang menarik.
Paras cantik yang dimilikinya tak jadi halangan untuk menaklukkan jalan lintas Sumatera. Dian justru sangat bersemangat untuk menundukkan jalan lintas Sumatera dengan sepeda.
"Saya ingin cetak prestasi. Tak masalah sih kena panas, debu. Dinikmati saja. Memang sulit, karena harus menaklukkan tanjakan, turunan, dan semacamnya," ujar Dian.
Ke-15 atlet tersebut sebelumnya telah melakukan pemusatan latihan. Mereka digembleng selama tiga bulan di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.
"Jadi, tak sembarangan. Saya juga pilih atletnya berdasarkan prestasi. Rata-rata mereka yang ikut dari podium PON 2016 lalu," jelas manajer atlet, Woro Angreni.
Selanjutnya... Bawa Air dan Tanah
Bawa Air dan Tanah
Seluruh atlet juga punya misi khusus dan unik dalam ekspedisinya. Mereka harus membawa air dan tanah dari setiap daerah yang dikunjungi.
Air dan tanah tersebut nantinya akan ditanam dalam monumen nusantara yang terletak di kawasan Magelang. Setiap prosesi penyerahan air dan tanah, terbilang unik.
Di kawasan Sumatera, menurut Dwi, tak ada prosesi khusus yang rumit. "Namun, kemasannya berbeda-beda. Mereka menunjukkan identitas daerah masing-masing," terang Dwi.
Beda di Sumatera, beda juga di kawasan Nusa Tenggara Barat. Memang, kawasan ini tak disinggahi 15 atlet tersebut.
Namun, lewat program Gowes Pesona Nusantara, perwakilan dari Kemenpora pasti dititipi air dan tanah dari setiap daerah di Indonesia.
Di NTB, air dan tanah yang akan diserahkan harus melewati prosesi adat sakral. Air dan tanah pun dimasukkan ke kendi tradisional serta dibawa anak adat.
"Saat prosesi, saya merinding dan bergetar. Nantinya, tanah ini disatukan di Magelang untuk menunjukkan persatuan dan kesatuan Indonesia," jelas perwakilan Kemenpora, Arifin Madjid. (one)