Wanita Tunatetra Bersuara Raisa Bikin Semarak Peparnas
- VIVA.co.id/Suparman (24-10-16)
VIVA.co.id – Keheningan malam di kawasan Hotel Ibis Kota Bandung Jawa Barat pecah saat perempuan penyandang tunanetra Nenden Sinthawati mengeluarkan gaya vokal lembut sambil memainkan keyboard menyanyikan lagu Raisa berjudul "Kali Kedua".
Penampilannya pada 'Ngopi & Ngeteh, Jamuan Gubernur bagi Paralimpian Pemecah Rekor Peparnas XV' pada Jumat 21 Oktober 2016 malam, dianggap menjadi momen mengesankan karena membawakan lagu di depan seluruh atlet difabel.
Nenden merupakan penyandang disabilitas pada mata sejak dilahirkan. Dengan kondisi tersebut, tak membatasi semangat untuk menekuni dunia tarik suara dan termotivasi sejak usia dua tahun. Menurutnya, muncul kebanggaan tersendiri bagi dirinya bisa berperan aktif di Peparnas dengan menyajikan lagu-lagu melalui keindahan suaranya.
"Dan pastinya (Peparnas) wadah untuk terus melakukan yang terbaik di potensinya. Saya bangga di sini deh," ujar Nenden saat di Gatot Subroto Kota Bandung Jawa Barat, Senin 23 Oktober 2016.
Ibu dari Aura Yasinta Ayu, siswi kelas 6 SD di Kota Bandung ini, memberi masukan terhadap tayangan para kaum disabilitas yang kerap hanya diambil bagian 'kesedihannya'. Bukan motivasi yang dipertontonkan.
Seharusnya, lanjut Nenden, dalam kondisi keterbatasan dibandingkan orang normal, penyandang disabilitas harus berjuang memunculkan portensi di dalam diri masing-masing.
"Galilah potensi. Kita memang tahu paling senang disuguhi acara yang 'crying crying' (cengeng), reality show, yang sebenarnya gak ada edukasinya sama sekali," ujarnya.
Bahkan, Nenden sependapat dengan pesan Ibu Gubernur Jawa Barat, Netty Heryawan, dengan cara pandang masyarakat terhadap disabilitas harus diubah.
Pada penampilannya di Peparnas, Nenden juga melantunkan lagu R.Kelly berjudul ‘I Believe I Can Fly’ yang menurutnya sangat inspiratif selaku penyandang disabilitas.
"Saya merasakan sendiri disabilitas bukan halangan. Tapi dukungan dari keluarga memang sangat penting," katanya.
Syarat Jadi Atlet Peparnas
Status atlet Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XV 2016, bukan hanya didapatkan atas dasar keterbatasan dengan kategori tunarungu, tunadaksa, tunanetra. Terdapat proses klasifikasi kesesuaian kecacatan dengan cabang olahraga yang didaftarkan.
Koordinator Clasiffier Atlet Peparnas XV 2016, dr. Yanti SPPK mengungkapkan, tidak semua atlet difabel yang mendaftar ke cabang olahraga yang dipertandingkan bisa sesuai dengan tingkat kecacatan.
"Untuk difabel yang bertanding, kita perlu klasifikasi. Kenapa? Karena tanpa klasifikasi, tidak akan ada pertandingan yang fair karena tingkat kecacatan itu berbeda," ungkap Yanti di Hotel Ibis Kota Bandung Jawa Barat, Minggu 23 Oktober 2016.
Menurutnya, klasifikasi yang dilakukan yaitu penekanan kepada kemampuan si atlet. Jika kemampuannya melampaui ambang batas dari cabor yang didaftarkan maupun tidak memenuhi standar, pihaknya memberikan rekomendasi cabor lain.
"Kalau sekilas, bisa sama. Tapi ketika periksa, dari kekuatan otot itu berbeda dan memiliki point. Dan itu (poin) akan disesuaikan dengan cabornya,"
Oleh karena itu, atlet Peparnas sebanyak 1.983 orang itu bertanding di cabor masing-masing dipastikan sesuai dengan tingkat kecacatan yang sama. "Pedomannya itu I Vice Handbook dengan setiap cabor ada. Kita lakukan klasifikasi itu besar-besaran. Dari 34 kontingen rata mengalami perubahan, yang banyak mengalami perubahan itu renang, atletik dan tenis meja," ungkapnya.
Yanti mengatakan, proses klasifikasi itu berjalan dengan mekanisme administrasi entry by name, by number. "Dicek kalau memang masuk di cabor itu tidak masalah kalau masuk, tinggal menentukan tetap atau cabornya berubah. Tapi ada juga saat klasifikasi poin yang dia butuhkan pada cabor itu tidak masuk, maka kita anjurkan dan jelaskan kalau kamu pada poin ini kurang untuk cabor, saya sarankan ke cabor lain,"
Yanti mencontohkan, proses klasifikasi cabor renang yang diharuskan untuk tuna netra, tuna daksa, tuna grahita dan wicara. "Yang diubahnya itu poin. Biasanya perubahan itu di tunadaksa dan tunanetra," katanya.