Buntut Ricuh Sanda Wushu, Jabar dan Sumut Juara Bersama
- VIVA.co.id/Suparman
VIVA.co.id – Dewan Hakim Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat memutuskan memberi medali emas sanda wushu kelas 52 kg kepada 2 atlet, yakni Rosalina Simanjuntak dari Sumatera Utara dan wakil tuan rumah, Selviah Pratiwi.
Keputusan ini diambil setelah terjadinya kericuhan saat pertandingan berlangsung di GOR Pajajaran, Bandung pada Rabu 21 September 2016. Saat itu, wasit di lapangan memutuskan Rosalina sebagai pemenang.Â
Akan tetapi, pihak Jabar melakukan protes keras. Bahkan Edwin Sanjaya, sebagai Ketua Panitia Pelaksana cabang olahraga wushu, naik ke atas matras dan mengajak penonton untuk ikut menolak keputusan wasit.
Karena kejadian tersebut, pertandingan final sanda wushu tertunda sekitar 1 jam. Ofisial Jabar dan Sumut diundang untuk rapat oleh Dewan Hakim cabor wushu. Dari hasil pertemuan tersebut, keputusan wasit dianulir, dan Selvi didapuk jadi pemenang.
Tak terima diperlakukan seperti itu, Sumut langsung melayangkan protes ke Dewan Hakim PB PON. Mereka merasa ada yang janggal dengan keputusan Dewan Hakim cabor karena membuat keputusan dengan waktu singkat.
"Sampai hari ini semuanya (masalah) sudah selesai, termasuk wushu sudah selesai tadi malam, dengan keputusannya juara bersama. Jadi Sumatera Utara dapat emas, dan jawa Barat juga," ujar Ketua PB PON, Ahmad Heryawan saat konferensi pers di Hotel Trans Luxury, Bandung, Jumat 23 September 2016.
PON 2016 kali ini hampir setiap hari memunculkan masalah baru. Hal itu diakui Aher bisa diantisipasi dengan cepat oleh jajarannya. Sebab, setiap malam hari, PB PON selalu mengadakan rapat evaluasi dan mencari solusi atas masalah yang ada.
"Riak-riak kecil yang terjadi di beberapa venue saya kira hal yang biasa dan sudah diselesaikan pada CdM meeting," ucap Aher, yang juga menjabat sebagai Gubernur Jabar.
(ren)
Â