Tim Biliar DKI Merasa Sudah Dijegal Sebelum PON 2016
- ANTARA FOTO
VIVA.co.id - Kontingen biliar DKI Jakarta merasa dijegal sebelum Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat. Panitia pelaksana dan PB POBSI dianggap terlalu mudah mengganti peraturan.
Tudingan tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, menurut pelatih biliar DKI, M Azhari Tanjung, ada kejanggalan ketika ada beberapa nomor yang dihapus dalam PON 2016.
Padahal, ketika di Pra PONĀ nomor-nomor seperti 9 ball dan 8 ball putri tetap dipertandingkan. Dan tim Ibukota ketika itu meloloskan 3 atletnya, salah satunya Angeline Magdalena Ticoalu.
Akan tetapi, Panpel cabang olahraga biliar di PON dan PB POBSI mengeluarkan kebijakan lain. Di mana, DKI hanya boleh memainkan 2 atlet di nomor tersebut.
"Ada 3 nomor yang notabene jadi andalan kita, termasuk snooker 15 yang biasa dipertandingkan di SEA Games, justru tidak ada di sini," tuturnya saat ditemui di Kompleks Stadion Siliwangi, Bandung, Kamis 22 September 2016.
Angeline yang selalu unggul di 8 ball dan 9 ball single harus pasrah dengan keputusan tersebut. Sebab, menurut Azhari, pihaknya tak bisa lagi mendesak dilakukannya perubahan.
"Peraturan itu keluar di April 2016. Bukan hanya DKI saja sebenarnya yang protes, seluruh provinsi juga. Karena saat Pra PON kemarin, putri-putri dari daerah timur sangat banyak pemainnya," ujarnya.
Sejauh ini, biliar DKI baru merebut 1 medali perak dari nomor Libre. Di partai final, Rudie Hasan dikalahkan oleh wakil Jawa Tengah, Tan Kiong An, dengan skor 129-148. (one)