Dulu Takut Air, Kini Catat Rekor Dunia Renang di Olimpiade

Perenang Inggris Adam Peaty, di Olimpiade 2016
Sumber :
  • REUTERS/Dominic Ebenbichler
VIVA.co.id
Tak Raih Medali, Dewi akan Kejar Peringkat Terbaiknya
- Nama perenang asal Inggris Raya, Adam Peaty, menjadi sorotan dalam Olimpiade 2016 ini setelah berhasil dua kali memecahkan rekor dunia. Ada cerita kocak di balik sukses besar tersebut.

Hendra Setiawan Ungkap Rencana Masa Depan Kariernya
"Saya menyentuh dinding dan melihat sekitar dan berpikir 'ke mana semua orang?'" ujar Peaty, seperti dilansir dari Reuters.

Tiga Lifter Gagal, Indonesia Terjun Bebas
Hal itu memang cukup mengejutkan karena dia baru saja memenangkan medali emas Olimpiade dari nomor 100 meter gaya dada, sekaligus memecahkan rekor dunia! Catatan waktunya pun luar biasa, unggul 1,57 detik di depan peringkat 2 yang juga sang juara bertahan asal Afrika Selatan, Cameron van der Burgh.

"Sangat aneh bisa memenangkan ini, untuk mencatatkan waktu 57,13 detik dan memenangkan medali emas pertama Inggris Raya. Jujur, saya pikir Anda harus kembali bertanya pada saya soal ini dua hari lagi," tutur Peaty yang baru berusia 21 tahun.

Meski masih berusia muda, Peaty datang dengan status Juara Dunia, Juara Eropa, dan Juara Commonwealth. Sekarang, ia pun sukses memecahkan rekor dunia.

Hebatnya lagi, Peaty adalah perenang putra pertama Inggris yang berhasil merebut medali emas sejak 28 tahun silam dan hanya yang keempat dalam 100 tahun terakhir, mengikuti jejak David Wilkie (1976), Duncan Goodhew (1980), dan Adrian Moorhouse (1998). Keempatnya di nomor gaya dada.

Cerita unik dari kehidupan Peaty adalah ia ternyata takut air saat masih kecil. Peaty kecil bahkan harus bertengkar dengan sang ibu yang coba memandikannya. Peaty pun berkali-kali kabur dan melawan.

"Ya, saya pikir bisa dikatakan saya sudah mengalahkan ketakutan itu," tutur Peaty singkat sambil tersenyum. (one)
Fehaid Al-Deehani jadi atlet tanpa negara pertama peraih emas Olimpiade

Al-Deehani, Atlet Tanpa Negara Pertama Raih Emas Olimpiade

Dia jadi atlet independen karena negaranya dihukum IOC.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016