Perenang Indonesia, Benhart Hutabarat Sukses Renangi Danau Worthersee di Austria Sepanjang 34 km

Benhart Hutabarat
Sumber :
  • istimewa

VIVA – Kabar menbanggakan datang dari olahraga renang Indonesia. Benhart Hutabarat berhasil menjadi perenang  Indonesia pertama yang menyelesaikan tantangan Renang Perairan terbuka sejauh 34 km, setelah berenang selama hampir 12 jam pada kompetisi renang di Danau Worthersee - Austria pada 8 September 2024 lalu.

Banyak Digunakan di Olahraga, Apa Itu Underdog? Arti, Asal Usul, dan Contoh Nyata

Benhart Hutabarat melanjutkan misinya untuk memperkenalkan Renang Perairan Terbuka kepada banyak orang dari berbagai usia.

Tujuanya agar olahraga ini lebih mudah dilakukan dan suatu saat bisa mencetak banyak perenang-perenang baik yang bisa membawa kebanggaan bagi Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak laut yang indah dan bisa direnangi dengan aman.

Pertama dalam Sejarah, Pordasi akan Pilih 4 Ketua Umum Periode 2024-2028

Selain itu juga  memperkenalkan besarnya potensi Indonesia untuk menjadi salah satu tujuan olahraga Renang Perairan Terbuka.

Benhart Hutabarat -biasa dipanggil Docben- perenang Ultra Marathon Indonesia berhasil menyelesaikan kompetisi renang sejauh 34 km di Danau Worthersee – Austria.

Active Day 2024, Kenalkan Gaya Hidup Sehat Lewat Olahraga Zumba Hingga Body Combat

"Tidak mudah untuk bisa terpilih sebagai perenang untuk kategori jarak tempuh 34 km pada kompetisi ini. Sebagai calon peserta, seorang perenang harus terlebih dahulu meyakinkan Panitia dengan menyampaikan secara tertulis daftar pencapaiannya selama menjadi perenang marathon ataupun ultra marathon beserta dengan hasil pemeriksaan medis yang baik, sebelum bisa dinyatakan lolos seleksi," papar Docben, mengawali cerita.

Pada perhelatan tahun ini, lanjut Docben, hanya 8 perenang yang dinyatakan sebagai peserta yang berhak mengikuti kategori renang ultra marathon 34 km. 

"Persiapan dilakukan selama 17 minggu didukung oleh 7 orang pelatih renang sangat berpengalaman yang dipimpin oleh Coach Deni Wardeni sebagai pelatih utama, dengan variasi program latihan renang harian berjarak tempuh total sejauh 467 km, dengan jarak terjauh sekali latihan pada minggu puncak adalah 20 km," bebernya.

Setiba di Austria seminggu sebelum lomba, Docben harus terus melanjutkan program latihan baik di kolam maupun di darat yang telah disusun oleh Coach Deni -bukan hanya sebagai bagian dari usaha mempertahankan performanya tetapi lebih sebagai adaptasi dengan cuaca Austria dan waktu berenang selama 12 jam yang berarti nantinya akan diselesaikan pada saat waktu di Indonesia adalah antara pukul 12 malam sampai dengan pukul 1 dinihari.

"Gangguan hujan dan badai ringan sebelum hari kompetisi, menyebabkan jadwal renang yang sebelumnya ditetapkan pada tanggal 6 September akhirnya harus diundur menjadi tanggal 8 September, hal ini sesuai dengan kebijakan kompetisi renang perairan terbuka dunia dimana keselamatan perenang adalah yang paling utama," jelasnya lagi.

Pada hari kompetisi, 8 September, cuaca cerah namun udara dingin sejak pagi menemani. Dimulai pada pukul 07:30 pagi waktu Austria, Docben mulai berenang didampingi satu perahu karet yang ditempati oleh tim pendukungnya yaitu satu pengemudi dan satu handler  -anggota tim yang bertugas menyerahkan hidrasi dan nutrisi sesuai dengan jadwal ketat yang telah disusun oleh Docben sebelumnya.

Di suhu air 23-24C Docben memulai renangnya dan mencapai km 17 dalam waktu tempuh sekitar  5 jam dan 30 menit, dan setelah menyentuh satu titik yang ditentukan oleh Panitia renang dapat dilanjutkan menempuh 17 km berikutnya. 

Ternyata setengah jarak tempuh berikutnya direnangi dengan penuh tantangan akibat banyaknya perahu cepat yang melintas membuat seringnya terbentuk ombak cukup kuat yang mempengaruhi ritme renang Docben. 

Disinilah peran pengemudi perahu karet menjadi sangat penting dalam memposisikan perahu “melindungi” perenang dari bahaya tertabrak perahu cepat. Handler pun harus bisa secepatnya berimprovisasi merubah jadwal nutrisi dan hidrasi Docben karena adanya perubahan ritme renang yang tentunya lebih menguras tenaga ini.

Setelah berenang hampir 12 jam, sekitar pukul 19:30 waktu Austria, Docben berhasil melewati garis Finish dibawah waktu yang ditentukan, menerima piala, sekaligus mencatatkan diri sebagai orang Indonesia pertama yang berhasil menyelasaikan tantangan ini.

Keberhasilannya tersebut berarti menambah pencapaian Docben sebelumnya pada bulan September tahun lalu, saat Docben berhasil menjadi orang Indonesia pertama yang menyelesaikan renang di laut Tyrrhenian – Italia sejauh 25 km dalam waktu hampir sembilan setengah jam, sekaligus menjadi salah satu dari 30 perenang sedunia yang berhasil menyelesaikan rute ini, dan berhak menyandang gelar elite UltraOceanman.

Keberhasilan ini membuat Docben diganjar oleh MURI sebagai rekoris baru di bulan Januari 2024.

Tidak menunggu lama, di bulan Agustus tahun ini MURI kemudian kembali mengganjarnya sebagai rekoris dengan tajuk “Berenang di Kolam Renang Menempuh Jarak Terjauh” setelah Docben berhasil menyelesaikan renang tanpa alat di kolam renang sejauh 23 km, yang diselesaikan di kolam renang Pertamina Millenium Aquatic, Jakarta pada 25 Juli 2024 yang lalu.

Renang tanpa alat oleh DocBen pada pukul 8 pagi dan diselesaikan dalam waktu 7 jam dan 2 menit. Selama proses pencatatan rekor ini, kecepatan renang DocBen dipantau ketat oleh Coach Deni Wardeni yang juga bertugas sebagai handler. Handler adalah orang yang membantu langsung seorang perenang untuk mendapatkan logistik nutrisi dan hidrasinya selama renang jarak jauh yang melebihi jarak 10 kilometer.

Setelah menempuh jarak sejauh 20 kilometer, rekan perenang DocBen, Michelle Surjaputra turun ke air untuk ikut berenang guna memastikan DocBen bisa menyelesaikan 3 kilometer terakhir dengan baik dalam kecepatan yang tetap terjaga.


Yang menarik dan membanggakan, pada perhelatan kompetisi renang di Danau Worthersee tahun ini Docben juga ikut berkompetisi pada kategori renang berjarak 3 km yang diadakan satu hari sebelum keberhasilannya menyelesaikan tantangan renang 34 km. Pada kategori 3 km ini, Docben dengan meyakinkan berhasil menjadi juara umum mengalahkan semua perenang termasuk para perenang muda yang jauh lebih muda.

Selain sebagai perenang, Docben dikenal juga sebagai Coach renang pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi Coach renang perairan terbuka dari Oceanman, suatu lembaga renang perairan terbuka dunia yang menyelenggarakan kompetisi renang perairan terbuka di berbagai negara. Selain sertifikasi tersebut, saat ini Docben juga memiliki sertifikasi Coach dari American Swimming Coaches Association (ASCA), World Open Water Swimming Association (WOWSA), maupun Akuatik Indonesia.

Karena kompetensinya, Docben telah diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk menjadi salah satu Coach di Kejuaraan Dunia Renang Perairan Terbuka Oceanman pada bulan Desember lalu yang diselenggarakan di Phuket, Thailand. Dalam setiap presentasinya Docben selalu mengkedepankan prinsip-prinsip dan aspek keselamatan di renang perairan terbuka, tidak melulu teknik renang perairan terbuka yang memang memiliki kekhususan tersendiri

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya