Penjelasan Hotel dan Dispora Terkait Atlet Squash dan Taekwondo PON Sumut Diusir

Atlet Squash dan Taekwondo Sumut diusir dari Hotel San Cemara Asri Medan.(istimewa/VIVA)
Sumber :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)

Medan, VIVA  – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumatera Utara dan manajemen hotel buka suara terkait atlet squash dan taekwondo Sumatera Utara (Sumut) yang harus keluar dari hotel saat menjalani Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Penuh menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut.

Pertumbuhan Ekonomi Sumut 5,2 Persen Lebih Tinggi dari Nasional, PON XXI Jadi Pendorong

Manajer Operasional Hotel San Medan, Jiro menilai pihak Dispora harusnya jauh-jauh hari sudah ada perencanaan pemesanan kamar untuk atlet. Pihaknya mengklaim Dispora terkesan mendadak dan tidak ada kepastian di awal terkait mekanisme pembayaran.

Jiro mengaku, pihak hotel sudah memberikan toleransi 3 hari 2 malam kepada pihak Dispora untuk tenggat pembayaran biaya penginapan atlet taekwondo dan squash Sumut ini. Bahkan, sama-sama mencari solusi agar Dispora bisa membayar minggu pertama terlebih dahulu sebagai tanda kesepakatan

Atlet Tenis Meja Indonesia Naufal Junindra dari Onic Sports Juara Turnamen ASEAN U-17 2024

“Bahkan mereka buat surat pernyataan gitu loh, bakalan check out bila pembayaran tidak selesai pada Pukul 5 sore. Ternyata sudah jam 5 sore, pihak mereka ketika diminta pembayaran dikasih harapan palsu. Ujung-ujungnya jam 8 malam, pihak mereka pun tidak ada yang bisa komunikasi dengan kami. Kami nelepon ditolak dan gak diangkat gitu loh,” ucap Jiro, Kamis 8 Agustus 2024.

Dikatakan Jiro meski pihaknya sempat meminta atlet keluar dari kamar, namun karena alasan toleransi akhirnya atlet dan pelatih diperbolehkan menginap satu malam di hotel. Namun, keesokan paginya, tidak ada pihak Dispora Sumut yang merespon kepastian pembayaran.

Disinggung Safari PON Bersama Bobby Nasution, Begini Kata Pj Gubernur Sumut

Dikatakan Jiro, pihaknya juga telah memberikan waktu tiga hari untuk penyelesaikan pembayaran. Namun, dengan alasan prosedur pembayaran dari pihak Dispora yang belum ada kejelasan, pihaknya tidak bisa mentoleransi lebih lama. Bahkan, pihaknya mengaku baru menerima surat peminjaman kamar pada 6 Agustus, atau satu hari setelah atlet sudah masuk ke penginapan.

“Jadi mereka sekarang improvisasi sendiri, mereka datang di hotel kita hari pertama itu tanpa ada surat pemberitahuan terlebih dahulu. Harusnya kita pihak hotel gak boleh terima. Tapi, karena niat kami baik mau mendukung pemerintah. Tanpa ada kontrak dan hitam di atas putih, kita ijinkan tamu masuk dengan itikad baik mereka mau menyelesaikan ini atau besok,” kata Jiro.

Sedangkan Kabid Pembudayaan Olahraga Dispora Sumut, Budi Syahputra mengatakan, menepis kabar jika pihaknya mengulur-ulur pembayaran biaya penginapan di Hotel San. Menurut pria yang juga Wakil Ketua Bidang Pertandingan PB PON Sumut itu, pembayaran akomodasi penginapan harus sesuai mekanisme yang diterapkan pemerintah provinsi.

“Semua hotel kita buat gitu, permohonan pemakaian. Pihak hotel itu (Hotel San) meminta supaya dilakukan panjar dan transaksi sesuai surat artinya dibayar tiap minggu. Sementara, mekanisme yang ada di pemerintah tidak seperti itu. Mereka itu kan masuk dulu, kontrak lalu lakukan pembayaran. Saya tanya ke biro pengadaan barang dan jasa dan yang menangani ini. Artinya, saya tidak dibenarkan melakukan pembayaran karena harus kontrak dulu,” kata Budi.

Budi juga menepis adanya surat perjanjian yang disepakati Dispora terkait proses pembayaran yang diterapkan pihak manajemen Hotel San. Seperti pembayaran dilakukan tiap seminggu sekali. Meskipun pada awalnya ia sempat membayar uang jaminan senilai Rp2 juta sebagai bentuk keseriusan mereka.

“Tidak ada mekanisme yang dibuat atau tidak ada istilah bayar dulu atau panjar dahulu. Malah kalau kita panjar salah. Itu sesuai dengan aturan mereka. Itu surat mereka (masa tenggat pembayaran), itu bukan surat perjanjian dan mereka minta saya membayar Rp27 juta di awal. Saya bilang gak ada. Saya lapor ke pimpinan, dan perintahnya ikuti sesuai dengan mekanisme pemerintah,” ucapnya.

Budi juga memastikan dari semua hotel yang menjalin kerja sama dengan Dispora dalam rangka pelatda atlet PON 2024, juga dilakukan pembayaran di akhir. 

“Hotel lain semua sesuai dengan aturan. Artinya, masuk dulu lakukan pembuatan kontrak dan nanti sesuai aturan selesai dihuni baru dibayar. Itu aturannya,” ujar Budi.

"Kami nilai, hotel ini tak memiliki jiwa nasionalis. PON ini kan untuk rakyat Sumut, demi kebanggaan Sumut, kita sangat sayangkan sikap manajemen hotel ini," ucap Budi kembali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya