Kejadian Aneh di Olimpiade 2024: Petinju Italia Menangis karena Lawannya Berpostur Pria

Petinju Aljazair, Imane Khelif
Sumber :
  • iba

VIVA – Seorang petinju Aljazair Imane Khelif membuat lawannya menangis karena ketakutan saat akan bertanding di Olimpiade 2024.

Kolaborasi PB PODSI dan Kemenpora Dorong Dragon Boat Tampil di Olimpiade 2028 Los Angeles

Kelayakan Imane Khelif tampil di Olimpiade tinju putri menjadi pertanyaan lantaran secara biologis dia dianggap laki-laki. 

Imane Khelif sempat didiskualifikasi beberapa jam sebelum perebutan medali emas di Kejuaraan Dunia di New Delhi 2023. Penyebabnya, dia gagal memenuhi kriteria kelayakan Asosiasi Tinju Internasional (IBA).

Veddriq Leonardo dan Gregoria Muncul Simbol Inspirasi Generasi Muda

Namun, ia telah dinyatakan memenuhi syarat untuk berkompetisi dalam cabang tinju di Olimpiade Paris 2024, yang diselenggarakan oleh Komite Olimpiade Internasional.

Dan, Imane Khelif dijadwalkan menjalani pertarungan melawan petinju Italia di kelas Welter, Angela Carini pada Kamis 1 Agustus 2024.

Pembukaan Asian Taekwondo Open Championship 2024, Menpora: Tiket Menuju Olimpiade LA

Akan tetapi, pertarungan tersebut dihentikan tak lama setelah dimulai, karena Carini yang berusia 25 tahun terlihat berlutut sambil menangis.

Sebelumnya, Komite Olimpiade Aljazair (COA) mengutuk serangan “tidak berdasar” terhadap Imane Khelif

“COA mengutuk keras penargetan yang tidak etis dan memfitnah atlet kami yang terhormat, Imane Khelif, dengan propaganda tidak berdasar dari media asing tertentu,” kata COA dalam sebuah pernyataan.

“Serangan terhadap kepribadian dan martabatnya sangat tidak adil, terutama saat dia bersiap untuk mencapai puncak karirnya di Olimpiade. COA telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi pemimpin kita.” sambung pernyataan itu.

Di sisi lain, Menteri Keluarga Italia Eugenia Roccella dan Menteri Olahraga Andrea Abodi menyuarakan keprihatinannya mengenai peraturan kelayakan pada hari Rabu.

“Sangat mengejutkan bahwa tidak ada kriteria yang pasti, ketat, dan seragam di tingkat internasional,” kata Roccella.

Dia menambahkan bahwa itu aneh “bahwa ada kecurigaan, dan lebih dari sekadar kecurigaan, terhadap kontes yang tidak adil dan berpotensi berbahaya bagi salah satu pesaing di Olimpiade, sebuah acara yang melambangkan keadilan olahraga”.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya