NOC Indonesia Ungkap Alasan Berhentikan Keanggotaan PP PTMSI
- Dok. Komite Olimpiade Indonesia
Jakarta – NOC Indonesia resmi memberhentikan keanggotaan Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI). Keputusan itu diambil dalam Rapat Anggota sekaligus Kongres Luar Biasa yang diselenggarakan di Hotel Fairmont, Jakarta pada Jumat 8 Maret 2024.
PP PTMSI adalah organisasi yang dipimpin oleh Oegroseno. Mereka selama ini bernaung di bawah NOC Indonesia, tapi belakangan memberikan sinyal tak baik dengan banyak melontarkan pernyataan yang merugikan.
"Memang dasar-dasarnya kami ini melihat bahwa mereka banyak membuat pernyataan berkali-kali yang bersifat tidak benar dan bahkan bersifat fitnah," kata Sekretaris Jenderal NOC Indonesia, Wijaya Noeradi.
"Kami ini kan gerakan olahraga yang mengutamakan sportivitas dan profesionalisme. Pemberian pernyataan-pernyataan di media dan di situs mereka sendiri merupakan tindakan non-profesional," imbuhnya.
Dari sana kemudian NOC Indonesia mengambil rujukan ke Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF). Di mana ada tuntutan kepada anggota mereka untuk menjaga hubungan baik dengan otoritas di atas seperti NOC.
Yang paling ditekankan oleh Wijaya Noeradi adalah tudingan PP PTMSI terhadap NOC Indonesia yang menyebut melakukan konspirasi jahat pada SEA Games 2023 Kamboja. Padahal ketika itu PP PTMSI yang dualisme dengan PB PTMSI sudah menandatangani kesepakatan agar atlet tenis meja bisa dikirim bertanding.
"Kami itu sebenarnya punya itikad baik untuk mementingkan atlet mereka pada waktu SEA Games Kamboja, itu atas dasar mereka kedua belah pihak yg bersengketa itu menandatangani MOU dengan pemerintah," tutur Wijaya Noeradi.
Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari menambahkan, keputusan pemberhentian PP PTMSI dari keanggotan NOC Indonesia juga sudah dikomunikasikan dengan ITTF. Sehingga ini adalah keputusan final.
Dengan keputusan ini, PP PTMSI tidak bisa lagi mengikuti kegiatan-kegiatan internasional atau multievent dengan membawa nama Indonesia.
"Kami telah berkomunikasi dengan ITTF dan kami masih menunggu hasil rapat anggota dilaporkan kepada ITTF karena kami terus berkomunikasi secara intensif. Dan nantinya dari hasil komunikasi itu akan kita komunikasikan dengan semua stakeholder terutama Kemenpora dan ITTF sendiri," ujar Okto.
Terkait dengan nasib atlet tenis meja ke depannya, Okto mengatakan tidak akan ada masalah. Karena NOC Indonesia memiliki kewenangan yang diberikan oleh Olympic Charter bisa melakukan komunikasi dan intervensi kepada atlet untuk memberangkatkan mereka ke kejuaraan yang ada.