Perbafi Soroti 3 Hal dalam Kecelakaan Angkat Berat yang Tewaskan Justyn Vicky

Binaragawan Justyn Vicky
Sumber :
  • Tangkapan layar

Jakarta – Ketua Umum Persatuan Binaraga dan Fisik Indonesia (PERBAFI), Kemalsyah Nasution buka suara terkait binaragawan asal Bali, Justyn Vicky yang meninggal setelah tertimpa barbel seberat 210 kilogram.

Deddy Corbuzier Kesal dengan Brand Susu Protein yang Spam di Akunnya: Saya Tidak Akan Pernah Pakai

Justyn mengalami insiden mengerikan saat latihan mengangkat barbel lebih dari dua kuintal di sebuah pusat kebugaran di Bali, The Paradise Bali.

Dalam video yang viral di media sosial Justyn terlihat gagal mengangkat beban tersebut dengan sempurna. Ada orang lain yang membantu Justyn menahan beban tersebut namun ia juga kehilangan keseimbangan dan terjatuh. 

Lifter Sumut Tambi Sibarani Sabet Medali Emas Beruntun di Peparnas 2024

Terkait hal itu, Ketua Perbafi Kemalsyah Nasution mengatakan sebenarnya ini bukanlah hal yangh baru. Sebab, ia juga pernah mengalami kejadian serupada pada 1997 lalu. Namun, dalam kasus Justyn ada tiga hal yang ia soroti.

Pertama adalah seharunya Justyn saat akan melakukan angkatan dijaga oleh minimal tiga orang dari sisi kanan, kiri, dan belakang. 

Pupuk Indonesia Dukung Angkat Besi Indonesia, Hasilnya Medali Emas Olimpiade

"Memang kalau kekurangan yang pertama itu kurang bijak dalam arti harus ada yang menjaga minimal tiga orang, Kiri kanan, belakang yang menjaga," kata Kemal kepada VIVA.

"Jadi yang belakang itu harus dalam posisi seperti memeluk dari belakang, sehingga saat dia tidak kuat bisa menahan. seperti orang meluk. Nah, itu yang saya kurang bijak," sambungnya.

Kemudian, Kemal juga menyebut bahwa Justyn terlihat panik saat gagal melakukan angkatan. Dia juga menyoroti tidak adanya pelindung di bagian pundak Justyn saat melakukan angkatan.

"Dan apa yang terjadi dia panik dan tidak dibuang ke depan. Tahun 97 saya merasakan hal yang sama," ucapnya.

"Namun biasanya kalau kita menggunakan bar yang cukup berat, normalnya di pundak itu ada spons atau handuk agar bisa mengurangi rasa sakit di bagian leher dan pundak. Makanya saya memperhatikan banyak yang minus," jelasnya.

Hal ketiga yang disoroti Kemal adalah prihatin lantaran rekan-rekan Justyn tidak sigap dalam menolong. 

"Yang ketiga dia panik, jadi saat dia tidak bisa naik harusnya menggunakan otot bahu untuk mendorong tapi posisi nungging jadi tidak kena ke leher," tuturnya.

"Saya prihatin beliau panik, dan saya kasihan juga temannya video bukan menolong. Artinya tidak ada yang paham itu dari sisi mereka kalau menurut saya," ujarnya, menambahkan.

Lebih lanjut, Kemal berharap kejadian ini menjadi pelajaran dan tidak teruang kembali. Dia juga menekankan untuk binaragawan yang akan mengangkat beban mengetahui kemampuan sendiri dan dijaga oleh minimal tiga orang.

"Saya dan Perbafi turut belasungkawa kepada atas kejadian ini semoga Almarhum tenang di sana dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabaghan," kata Kemal.

"Dan buat teman-teman yang menyaksikan video jangan lupa mendoakan Justyn dan semoga ini menjadi pelajaran untuk kita semuanya, termasuk juga tempat gym agar  ada manajer trainer yang keliling,” ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya