5 Olahraga Tradisional yang Diperlombakan POTRADNAS IX 2023

Olahraga yang diperlombakan di POTRADNAS
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Sport – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Pekan Olahraga Tradisional Tingkat Nasional (POTRADNAS) IX 2023. Ajang ini dihelat di Open Space Gallery Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada 12 hingga 15 Juni 2023.

Lagi Tren di Kalangan Anak Muda, Begini Tips Ngegym Buat Pemula

Anak-anak muda berusia 15-22 tahun yang terdiri dari 20 orang dari tiap provinsi yang ada di Indonesia akan jadi pesertanya. Terdapat lima jenis olahraga tradisional yang akan dipertandingakan pada POTRADNAS IX 2023, seperti Hadang, Egrang, Sumpitan, Terompah Panjang dan Gasing.

Hadang merupakan permainan tradisional yang dimainkan secara beregu dengan jumlah anggota sebanyak 8 orang dan terdiri dari 5 orang pemain inti serta 3 orang cadangan. Masyarakat pada umumnya lebih mengenal permainan ini dengan sebutan gobak sodor. 

Gerakan JKT Muda Menyala, Upaya Anak Muda Mengatasi Tantangan UMKM di Jakarta

Olahraga

Photo :
  • 1487401

Permainan hadang biasanya dilakukan dalam waktu 2x15 menit, dimana pemenang dalam permainan ini ditentukan dari besarnya nilai yang diperoleh salah satu regu, setelah permainan berakhir. Penetapan nilai diambil dari setiap pemain yang berhasil melewati garis depan sampai dengan garis belakang diberi nilai satu, dan pemain yang juga berhasil melewati garis belakang sampai dengan garis depan diberi nilai satu.

Panduan Menjaga Kesehatan Tulang dan Sendi sejak Dini

Kemudian Egrang yang merupakan salah satu permainan tradisional yang lahir dari kebudayaan asli masyarakat Indonesia. Dibutuhkan alat yang terbuat dari bambu dan diberi pijakan untuk memainkan permainan ini guna menyangga tubuh si pemain.

Para pemain egrang saling mengadu kecepatan, sehingga membutuhkan ketangkasan, kecepatan dan keseimbangan. Hal ini sesuai dengan filosofi permainan tradisional tersebut, bahwa hidup haruslah seimbang agar sampai pada tujuan yang diharapkan.

Selain itu ada Sumpitan. Beberapa masyarakat di Indonesia mengenal sumpit sebagai senjata untuk berburu, namun dengan seiring berjalannya waktu, sumpit kini lebih dikenal sebagai permainan tradisional. Aturan dalam permainan tradisional susumpitan sederhana, anak sumpit yang dihempaskan harus mengenai sasaran dari jarak yang telah ditentukan. Meski terlihat mudah, namun dibutuhkan ketangkasan, yaitu perpaduan antara ketenangan dan keahlian khusus untuk bisa mengenai target yang sudah ditentukan.

Lebih lanjut ada Terompah Panjang. Permainan ini menggunakan kayu panjang dengan ukuran tertentu sebagai alat mengadu kecepatan dengan menempuh jarak yang ditentukan. Biasanya, permainan ini dilakukan oleh tiga orang atau lebih menggunakan sepasang terompah, namun panjang terompah disesuaikan dengan jumlah orang yang akan menggunakannya. Bekerja sama serta kekompakan menjadi kunci kemenangan dari permainan tradisional yang satu ini.

Selanjutnya adalah Gasing, merupakan mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing termasuk, mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Tidak hanya anak-anak yang menyukai mainan tersebut, melainkan orang dewasa juga ikut memainkannya.

Deputi III Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta, Minggu (11/6/2023) mengatakan bahwa tujuan penyelenggaraan kegiatan ini untuk melestarikan dan mengembangkan olahraga asli Indonesia yang merupakan budaya bangsa, agar kekayaan budaya khususnya olahraga tradisional semakin diminati di negeri sendiri. 

Ia pun menyebutkan pentingnya kegiatan ini untuk terus dilaksanakan di tengah tingginya gempuran game online bagi anak muda Indonesia. “Saat ini, anak-anak muda hobinya main
game online. Apa-apa mudah dari genggaman, tidak butuh banyak bergerak. Lamalama ini kan ga baik dampaknya bagi anak muda, baik untuk fisik maupun mentalnya. Selain itu juga untuk membugarkan masyarakat melalui olahraga tradisional," ucapnya.

"Anak muda itu kan butuh bergerak dan bersosialisasi. Makanya permainan dan olahraga tradisional harus terus dilestarikan dan dibudayakan di masyarakat hingga mampu menjadi pilihan permainan bagi anak-anak muda di Indonesia”, tambah Isnanta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya