Curhat Pelatih Pencak Silat soal Kecurangan di SEA Games 2023

Tim Pencak Silat Indonesia
Sumber :
  • NOC Indonesia

VIVA Sport – Tim Pencak Silat Indonesia tiba di Tanah Air usai berjuang di SEA Games 2023 Kamboja. Mereka mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kamis 11 Mei dan disambut perwakilan NOC Indonesia.

Respons PP Pordasi soal Target NOC Indonesia Loloskan 100 Atlet ke Olimpiade 2028, Termasuk Berkuda

Pelatih Tim Nasional Pencak Silat Indonesia, Indro Catur Haryono, meluruskan sejumlah kontroversi yang terjadi selama SEA Games 2023 Kamboja. Menurutnya, sudah tidak ada masalah yang perlu dibesarkan.

Timnas Pencak Silat Indonesia berjaya pada SEA Games 2023 Kamboja. Setelah berjuang, Indonesia menjadi juara umum dengan torehan 9 emas, 6 perak, dan 1 perunggu.

5 Fakta Mengejutkan Sindikat Judi Online di Jakbar, Sewa Rekening Judol hingga Narkoba

Namun, bukan berarti perjuangan tersebut tanpa hambatan. Terjadi sejumlah kontroversi.

Pertama adalah wasit yang menganggap Safira Dwi Meilani tidak bisa melajutkan pertandingan pada nomor Women's Tanding Class B. Padahal, waktu tinggal tersisa beberapa detik saja dan Indonesia dalam keadaan memimpin.

Polres Jakbar Ungkap Peran Tiga Klaster Pelaku Dalam Sindikat Judi Online Kamboja

Menanggapi hal itu, Indro Catur Haryono mengungkapkan perjuangan hingga akhirnya Safira bisa meraih medali emas.

"Sebenarnya ini biasa. Termasuk ada dua kejadian yang dialami kami. Pada saat bertanding, Safira sudah mengalami cedera di bahu. Namun, karena perjuangan dia tetap bertanding." kata Indro.

"Ketika waktu tinggal 18 detik dan posisi poin 61 untuk Safira, sedangkan 43 poin untuk lawannya dari Vietnam, tiba-tiba wasit menyatakan Safira tidak bisa melakuan perlawanan dan mengangkat jari telunjuk tiga yang dianggap laga sudah selesai."

"Ketika saya protes, tidak ditanggapi. Kemudian manajer melakukan protes secara resmi. Ternyata hasilnya Safira dimenangkan. Sebab, memang tidak ada alasan untuk tidak memenangkan Safira. Dia masih bisa melawan dan mendapatkan poin tinggi."

"Vietnam juga melakukan banding melalui CdM mereka. Akhirnya, pertandingan diputuskan Safira mendapatkan medali emas bersama Vietnam," timpal sang pelatih.

Kontroversi kedua datang dari nomor Men's Tanding Class U45. Ada narasi yang mengatakan Bayu Lesmana diminta untuk WO sehingga medali emas menuju Kamboja.

Indro Catur Haryono membantah kabar tersebut. Menurutnya, hasil yang terjadi sudah sesuai kesepakatan dan demi kepentingan bersama.

"Untuk Bayu bukan tiba-tiba. Bayu dipaksa WO itu tidak benar. Pada awalnya, saat memasukkan kelas belum terpenuhi karena hanya ada dua negara yang mendaftar. Saya diminta mengganti kelas, tetapi tidak mau karena ada potensi emas," ungkap Indro Catur Haryono.

"Kemudian, ternyata tinggal tiga negara. Setelah diplomasi olahraga ditambahkan satu peserta dari Malaysia."

"Pada saat bertemu di final kami juga memikirkan jika pencak silat bisa dipertandingkan di Kamboja melalui proses yang panjang. Sebab pencak silat terancam tidak dipertandingkan karena di sana tidak berkembang," imbuhnya.

Indro Catur Haryono meminta masalah tidak perlu lagi dibesarkan. Sebab, semuanya sudah jelas dan bisa diterima. Paling penting adalah mengapresiasi pencapaian menjadi juara umum.

"Akhirnya atlet kamboja latihan bersama kami dengan pelatih juga dari kami. Mereka sebagai penyelenggara juga tidak pernah protes. Itu yang membuat semua teman-teman dari negara lain mengapresiasi. Oleh karena itu, pada kejadian Bayu kami sepakat tuan rumah yang mendapatkan emas. Bayu juga tidak ada masalah," ungkapnya.

"Untuk meraih sembilan emas itu tidak mudah. Teman-teman dari NOC datang terus. Kami berdarah-darah dan banyak dirugikan, tetapi tetap tegar."

Prestasi pencak silat Indonesia pada SEA Games kali ini pun mendapatkan apresiasi dari Wasekjen NOC Indonesia, Wijaya Noeradi. Apalagi, kali ini juga ada kepulangan tim soft tenis yang meraih 2 emas, 2 perak, dan 1 perunggu.

"Terima kasih atas usaha dari pencak silat pada SEA Games kali ini, terutama bagaimana perjuangan supaya pencak silat dipertandingkan. Apalagi, hasilnya juga memuaskan dengan meraih sembilan emas," papar Wijaya Noeradi.

"Selain itu, supaya dipersiapkan untuk SEA Games berikutnya di Thailand. Semoga kita bisa terus berprestasi."

Ketua Umum PBPI, Galih Dimuntur Kartasasmita (kiri)

Gelar Rakernas, PBPI Fokus Pembinaan Usia Muda Hingga Adakan Kejuaraan Padel Internasional

Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Kantor KONI, Senayan, Jakarta pada Senin 25 November 2024. 

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024