Usai Sabet Emas, Raharjati Nursamsa Bidik Rekor di Piala Dunia Panjat Tebing Jakarta
- ANTARA/Zaro Ezza Syachniar
VIVA Sport – Atlet panjat tebing Indonesia Raharjati Nursamsa memasang target memecahkan rekor dunia setelah dirinya berhasil meraih medali emas pada nomor speed putra di International Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup 2023 Jakarta atau Piala Dunia Panjat Tebing 2023 Jakarta 6-7 Mei yang dimainkan di Lot 6 Gelora Bung Karno (GBK).
Rekor dunia nomor speed putra saat ini dipegang oleh rekan senegara Jati yaitu Veddriq Leonardo dengan catatan waktu 4,9 detik saat bertanding di kejuaraan dunia tahun ini seri kedua yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan pada 28-30 April yang lalu.
“Target saya mecahin rekor sih. Rekor dunia. Mudah-mudahan bisa,” kata Jati kepada awak media, Minggu malam.
Jati berhasil meraih emas di ajang kejuaraan panjat tebing dunia seri Jakarta setelah mencatatkan waktu 5,11 detik, mengalahkan atlet asal China Xinshang Wang yang memiliki catatan waktu 5,14 detik.
Mengomentari keberhasilan meraih emas, atlet 22 tahun itu sudah memprediksi dirinya bakal menjadi yang terbaik karena sudah mempunyai persiapan yang maksimal.
“Alhamdulillah, kalo melihat latihan saya nyangka sih. Soalnya saya mempersiapkan untuk ini,” kata Jati.
“Kalo tidak ada lomba saya seminggu empat kali saya latihan. Kalo ada lomba hampir setiap hari latihan,” lanjutnya.
Jati bukan merupakan atlet unggulan nomor speed putra dalam ajang IFSC World Cup 2023 Jakarta. Meski demikian, atlet kelahiran 8 Januari 2021 itu tidak patah semangat dan tetap fokus terhadap pertandingan dan juga mengerahkan performa terbaik.
“Kalo saya sih fokus pertandingan aja, urusan hasil kan bukan saya nentuin. Jadi saya fokus manjat maksimal udah gitu aja. Fokus mengeluarkan kemampuan saya sendiri,” kata Jati.
Lebih lanjut, perjalanan Jati meraih medali emas hampir gagal atau terhenti di babak 16 besar karena mencatatkan waktu terburuk kedua di putaran final yaitu 8,91 detik.
Beruntungnya, di saat yang sama lawannya dari Italia Matteo Zurloni gagal finish dan hal ini membuat Jati melaju ke babak selanjutnya. Setelah itu, penampilan Jati membaik karena berhasil menorehkan 5,11 detik di delapan besar, 5,27 detik di semifinal, dan 5,11 detik di partai final.
Menanggapi catatan buruknya di 16 besar tersebut, Jati mengatakan dirinya sempat goyah karena pengaruh faktor eksternal yang tidak bisa ia kendalikan seperti turunnya hujan di venue acara sebelum putaran final berlangsung.
“Kalo menurut saya paling berat melawan diri sendiri, makanya tadi pas 16 besar sempat goyah karena apa ya, karena kayak apa gitu kan faktor x nya kan banyak. Jadi saya tidak bisa mengendalikan itu,” kata Jati.
Berkat raihan emasnya ini, Jati direncanakan akan diproyeksikan oleh Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid untuk diikutsertakan ke pelatnas panjat tebing agar kemampuannya lebih berkembang.
“Sepertinya akan kita akan coba, saya tentunya akan bicara dengan coach tentang ini, tapi saya rasa melihat talenta dari Jati sendiri luar biasa sekali, sehingga sedapat mungkin harus kita pupuk dan kita masukin pelatnas agar bisa lebih berkembang lagi,” kata Yenny Wahid. (Ant)