Polemik Lahan Sport Center, HMI Sumut Kecam Edy Rahmayadi Abaikan Nasib Petani
- VIVA/B.S Putra
VIVA Sport – Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatera Utara menilai Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi tidak peduli dengan nasib puluhan petani yang terdampak pembangunan Sport Center di Desa Sedan, Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deli Serdang.
Meski menggelar unjuk rasa saat berlangsung peletakan batu pertama dalam pembangunan Stadion Madya Atletik dan Martial Art Arena di kawasan Sport Center, di Kabupaten Deli Serdang, Jumat 31 Maret 2023.
Mantan Pangkostrad itu, yang acuh terhadap nasib petani yang rumahnya digusur demi pembangunan venue utama PON XXI tahun 2024 itu.
"Badko HMI Sumut menyatakan kekecewaan kepada Gubernur Edy Rahmayadi yang tidak peduli terhadap rakyatnya. Bahkan, hari ini dia meletakkan batu pertama di atas tanah yang masih menyisakan persoalan," ucap pimpinan aksi Pangeran Siregar.
Pangeran menjelaskan Badko HMI Sumut sudah menyampaikan aspirasi ke kantor Gubernur Sumut di Jalan Pangeran Diponegoro Medan atas persoalan yang tak kunjung dituntaskan Pemerintah Provinsi Sumut terkait lahan Sport Center.
Bukan memberikan solusi, lanjutnya, Gubernur Edy hari ini malah meresmikan pembanguan dua venue yakni Stadion Madya Atletik dan GOR Martial Arts, yang akan digunakan pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XXI 2024.
"Sikap Edy Rahmayadi memilih bungkam terhadap nasib rakyatnya sendiri menjadi bukti bahwa dia lebih mementingkan eksistensi penyelenggaraan PON ketimbang apa yang dialami petani," ungkapnya.
Selain itu, Pangeran juga mengecam sikap aparat yang mengawal aksi HMI dan petani. Aparat kepolisian terkesan sengaja menghalangi massa yang hendak menyampaikan aspirasinya kepada Gubernur Edy.
"Mohon petugas jangan dibaik logikanya. Rakyat yang hendak mengadukan nasibnya kepada pememimpin yang diminta pemberitahuan. Kalau memang kami tidak diizinkan ke lokasi (peletakan batu pertama) silakan hadirkan Gubernur Edy Rahmayai ke sini, sediakan ruang diskusi," bebernya.
Massa mahasiswa dan petani ini sempat terlibat saling dorong dengan aparat kepolisian yang memblokade agar massa tidak menutup jalan.
Puluhan massa yang memaksa hendak ke lokasi peletakan batu pertama itu tidak diizinkan oleh kepolisian. Sehingga aksi demonstrasi digelar di pinggir jalan.
Pangeran menagatakan sangat menyesalkan di tengah perjuanagan HMI bersama petani dalam memperjuangkan haknya, ada pihak yang mengatasnamakan Badko HMI Sumatera Utara menghadiri kegiatan tersebut.
Sekretaris Umum HMI Badko HMI Sumut ini, dengan tegas menyatakan bahwa kehadiran oknum yang diketahui Ketua Umum Badko HMI Sumut itu adalah tindakan yang menyakiti hati rakyat.
"Kami sangat menyayangkan sikap Ketua Umum Badko HMI Sumut saudara Abdul Rahman yang berpihak kepada penguasa di tengah tetesan keringat petani yang saat ini masih memperjuangkan haknya yang dirampas Pemprov Sumut. Kami tegaskan Badko HMI Sumut bersama rakyat," jelasnya.