Atlet Indonesia Bebas Doping di 2022

Kontingen Indonesia di Pembukaan SEA Games 2021
Sumber :
  • tangkapan layar TVRI

VIVA Sport – Organisasi Anti-Doping Indonesia (IADO) memastikan atlet Indonesia bebas doping sepanjang 2022 ini. Itu berdasarkan hasil tes terhadap 548 sampel.

Wing Chun Indonesia Juara Umum Kejuaran Dunia, Yaqut Janji Perjuangkan Masuk Cabor KONI

Rinciannya sebanyak 293 sampel diambil melalui ICT (In Competition Testing) dari atlet yang tengah berkompetisi. Smeentara 276 sampel sisanya dari OOCT (Out of Competition Testing) dari atlet di luar kompetisi, seperti Pelatnas.

Sampel doping ini diambil dari atlet elite yang masuk dalam RTP (Registered Testing Pool) milik IADO. Itu terkoneksi langsung dengan Badan Anti-Doping Dunia (WADA).

1.605 Atlet dari 14 Provinsi Ikuti Pra Pekan Olahraga Pelajar Nasional di Solo

ilustrasi himbauan stop doping

Photo :
  • vstory

Masih ada beberapa sampel yang dianalisis di laboratorium anti-doping di Bangkok, Thailand. Sampel tersebut diambil dari kegiatan olahraga yang dilangsungkan pada pertengahan Desember 2022.

Timnas Skateboard Indonesia Jajal Rintangan Obstacle Skatepark di Padang Panjang 

"Selama kurun waktu tahun 2022, meskipun data ICT dan OOCT tersebut di atas telah berhasil dianalisa terhadap 548 sampel, namun tercatat belum pernah ada atlet yang diindikasikan telah menggunakan doping," demikian pernyataan resmi IADO.

Kasus nol doping bukan menjadi satu-satunya tolok ukur penilaian WADA terhadap organisasi anti-doping suatu negara (NADO). Indikator utama penilaian dari WADA terhadap setiap NADO terletak pada tata kelola organisasi dan kepatuhan kepada WADA Code. Tata kelola organisasi menjadi salah satu aspek penting yang harus diperbaiki IADO. 

Apalagi pada awal 2022, ketika IADO masih bernama LADI, sempat dihadapkan dengan skandal tata kelola organisasi anti-doping yang tidak sesuai dengan standar WADA.

Sanksi itu merugikan Indonesia karena harus kehilangan hak-haknya di ajang internasional, termasuk larangan mengibarkan bendera Merah Putih dalam Thomas Cup 2020.

"IADO mengakui bahwa kinerjanya belum seberapa baik jika dibandingkan dengan NADO Thailand, Filipina ataupun Malaysia dan Singapura yang jauh lebih maju. Tetapi seluruh jajaran IADO telah berkomitmen untuk meningkatkan kinerjanya secepat dan sebaik mungkin." (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya