Roger Federer Putuskan Berhenti dari Turnamen Profesional
- twitter.com/Wimbledon
VIVA Sport – Petenis asal Swiss, Roger Federer mengumumkan keputusan mengejutkan. Dia akan menjadikan Laver Cup di London pekan depan sebagai turnamen profesional terakhirnya.
Juara Grand Slam 20 kali tersebut mengunggah sebuah pernyataan di media sosial pribadinya pada Kamis malam WIB 15 September 2022. Setelah tampil di Laver Cup, dia akan berhenti dari seluruh kegiatan ATP.
"Laver Cup pekan depan akan jadi acara ATP terakhir saya. Saya akan bermain di masa depan, tentu saja. Tapi, tidak di Grand Slam atau tur," tulis Federer.
Keputusan meninggalkan dunia tenis profesional diambil Federer di usianya yang ke-41 tahun. Bagaimana pun, telah banyak momen indah yang dia buat selama aktif.
Cedera yang kerap menderanya dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu faktor utama Federer mengambil keputusan ini. Dia merasa sudah saatnya untuk meninggalkan karier profesional.
"Tiga tahun terakhir telah memberi saya tantangan dalam bentuk cedera dan operasi. Saya telah bekerja keras untuk kembali ke performa kompetitif penuh," ujarnya.
"Tapi saya juga tahu kapasitas dan batas tubuh saya, dan pesannya kepada saya akhir-akhir ini sudah jelas. Saya berusia 41 tahun."
"Saya telah memainkan lebih dari 1.500 pertandingan selama 24 tahun. Tenis telah memperlakukan saya dengan sangat murah hati daripada yang pernah saya impikan. Sekarang saya harus menyadari kapan saatnya untuk mengakhiri karier kompetitif saya."
Masa Muda yang Berapi-api
Ketika masih muda, Federer dikenal sebagai petenis yang memiliki sikap tempramental. Dia juga disebut memiliki sikap kurang disiplin ketika berada di atas lapangan.
Akan tetapi, seiring waktu berjalan, Federer bisa berubah. Dia menjadi salah satu petenis papan atas dunia yang dijadikan role model oleh anak-anak muda.
Ketika sudah mulai rentan cedera pun, Federer masih bisa berprestasi di tenis profesional. Baginya, meninggalkan dunia tenis adalah sebua keputusan pahit dan pasti akan selalu merindukannya.
"Ini adalah keputusan pahir, karena saya akan merindukan semua yang terlah diberikan kepada saya. Tapi, pada saat yang sama, ada banyak hal yang harus dirayakan."
"Saya menganggap diri saya salah satu orang paling beruntung di bumi. Saya diberi bakat khusus untuk bermain tenis, dan saya melakukannya di level yang tidak pernah saya bayangkan, lebih lama dari yang pernah saya bayangkan."