Teknologi Tingkat Tinggi Penunjang Aksi Pemain Voli
- ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA
VIVA – Olahraga voli kembali menggeliat seiring membaiknya pandemi Virus Corona COVID-19.
Di luar negeri sudah bergulir ajang Volly Nation League yang melibatkan berbagai negara dari Amerika Latin hingga Asia.
Di Indonesia, kompetisi voli juga bergairah lagi. Setelah Proliga sukses, pada awal Agustus 2022 ada Invitasi Bola Voli Antarklub U-18 Piala Gubernur DKI Jakarta.
Kejuaraan ini akan berlangsung di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, 7 hingga 14 Agustus 2022.
Kembali bergairahnya bola voli usai pandemi disadari oleh PT Citra Persona Atletika selaku Principal FIXCH di Indonesia.
Mereka menghadirkan produk khusus perlengkapan untuk olahraga voli dan bersiap memasuki pasar olahraga ini di Indonesia.
“Masyarakat dan penyuka olahraga voli Indonesia telah rindu untuk kembali bermain karena voli sebagai bagian dari keseharian, baik dari aspek kompetisi maupun ajang berkumpul dan berolahraga serta hiburan bagi masyarakat,” kata Leonardus Adrianto Wicaksono selaku Chief Executive Officer PT Citra Persona Atletika.
FIXCH telah memformulasikan salah satu teknologi baru bernama “VEXTOM SQUEZEE”. Teknologi yang sudah dikembangkan dari FIXCH Lab ini adalah tekonologi untuk memaksimalkan daya membal sol sepatu sehingga menambah performa para pemain sekaligus meningkatkan kenyamanan saat dipakai.
Teknologi ini diterapkan di empat model perdana FIXCH bernama, Blitzkrieg, Anthem, Prowler, dan Berlin.
Keempat sepatu ini juga menggunakan material premium berkelas dunia dengan tujuan mendukung kualitas para pemain yang menggunakannya.
Teknologi lain juga turut dihadirkan pada sepatu FIXCH seperti METAKNIT dan DYNABREATH pada bagian upper sole sepatu. Lebih lanjut, Leonardus menegaskan komitmennya untuk terus mempopulerkan olahraga voli.
“Secara perdana FIXCH akan merilis produknya pada bulan September 2022. Dengan campaign #ConquerYourLimit kami berharap dapat mengajak pecinta voli untuk bersama-sama mendorong pertumbuhan olahrga voli dari sisi prestasi, kultur, dan juga industri,” tutup Leonardus.