Arum Nazlus, Atlet Panahan Berkuda Termuda yang Berprestasi di Dunia

Atlet panahan berkuda, Arum Nazlus.
Sumber :
  • YouTube/VDVC Talk

VIVA – Nama Arum Nazlus Shobah menjadi sorotan karena prestasinya di olahraga panahan-berkuda. Sosok berusia 14 tahun itu sangat sigap menunggangi kuda yang melaju cepat sambil memegang busur dengan pandangan fokus kepada yang ingin dibidik.

Menuju Olimpiade LA 2028, PP Pordasi Geber Program Animal Welfare

Arum Nazlus menekuni olahraga panahan sejak kelas 2 sekolah dasar (SD). Setamat SD ketika pandemi COVID-19 terjadi dan sekolah memperlakukan pembelajaran jarak jauh, Arum lebih memilih untuk mengasah kemampuan berkudanya sebelum fokus pada olahraga panahan-berkuda.

Selama dua pekan, Arum Nazlus menjalani latihan rutin memanah sambil berkuda di Sumatera Barat. Setelah itu, dia mulai tertarik terhadap olahraga panahan-berkuda karena melihat kakak iparnya, Kharisma Zaky dan kakaknya, Arsa Wening yang telah lebih dahulu menekuni olahraga ini. Kedua saudaranya itu pun bahkan pernah meraih juara di Iran dan Turki.

Munas Pordasi XIV Rampung Digelar, 4 Ketua Umum Periode 2024-2028 Resmi Ditetapkan

Dari kakak iparnya, Kharisma Zaky, Arum Nazlus belajar dan belatih panahan-berkuda hingga meraih juara umum International Horseback Archery Circukar Track pada Agustus 2021 di Ankara, Turki dan juara umum International Horseback Archery Siege System pada September 2021 di Turki.

Arum Nazlus bahwa menjadi atlet panahan-berkuda putri pertama Indonesia yang mememangkan kejuaraan Horseback Archery di tingkat internasional dan hebatnya lagi dia menghadapi lawan-lawannya yang berusia lebih tua. Di usia mudanya, Arum Nazlus sudah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Munas Pordasi XIV Bahas Transformasi 4 Cabang Berkuda, Menpora Harap Dualisme Berakhir

Dalam wawancara di kanal YouTube VDVC Talk, Arum Nazlus menjelaskan mana yang lebih sulit antara memanah dan berkuda. Dia pun menjawab bahwa lebih sulit menunggangi kuda daripada memanah. 

"Kalau dibilang mana yang lebih sulit antara berkuda dan memanah, saya memilih berkuda, karena kuda ini bisa membaca hati. Kalau misal lagi mood kudanya, jadi bagimana gitu, jadi ketahuan gitu. Kalau misal kudanya lagi mood, sudah turun, taruh busurnya, dan pulang," kata Arum Nazlus.

"Kalau misalnya dipaksain, kita juga manahnya jadi kemana-mana. Maksudnya jadi enggak masuk ke target. Jadinya kan jelek poinnya."

"Kalau lagi enggak mood, kudanya malas juga. Kayak misal circular track, kalau misal kita juga lagi malas dan nyuruh kudanya juga enggak jelas, kudanya juga ikutan enggak jelas. Itu jadi cerminan hati banget," jelasnya.

Arum Nazlus saat ini tinggal dan rutin menjalani latihan di Bogor, Jawa Barat. Pada Mei 2022 mendatang, tepat dua tahun dirinya menekuni olaraga panahan-berkuda dan di Juli 2022, dia kembali bersekolah di Maghfirah Islamic Leadership Boarding School. Baginya, pendidikan dan hobi menjadi satu kesatuan yang sama-sama harus dilakukan dengan baik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya