Usulan Larangan Hijab dalam Olahraga di Prancis Tuai Kecaman
- Instagram/@afcasiancup
VIVA – Sebuah undang-undang di Prancis mengusulkan untuk melarang jilbab di semua olahraga. Sontak, usulan ini menuai banyak kecaman dari berbagai pihak, karena dianggap kejam dan terlalu eksklusif.
Pekan lalu, Senat Prancis memberikan suara untuk mendukung pelarangan pemakaian jilbab dalam kompetisi olahraga.Â
Undang-undang yang diusulkan menetapkan bahwa penggunaan "simbol agama yang mecolok dilarang" untuk ambil bagian dalam setiap acara atau kompetisi olahraga, baik kegiatan rekrasi atau partisipasi elite.
Undang-undang itu bisa diratifikasi paling cepat 31 Januari mendatang dengan mekanisme pemungutan suara.
Undang-undang tersebut diusulkan oleh kelompok sayap kanan Les Republicains dan diadopsi dengan 160 suara mendukung, serta 143 suara menentang. Presiden Emmanuel Macron dan Pemerintah Prancis menentang larangan tersebut.
Memicu Amarah Umat Muslim di Seluruh Dunia
Pemungutan suara telah mendapatkan reaksi yang siginifikan, dengan orang-orang di seluruh dunia marah pada potensi pengucilan wanita Muslim dari olahraga.
Akun Twitter Muslim Women in Sport, sebuah jaringan yang bertujuan memperkuat suara wanita Muslim dalam olahraga, mengunggah: "Pada 18 Januari, Senat Prancis memilih untuk melarah jilbab agama bagi wanita Muslim di semua olahraga dan kompetisi."
"Undang-undang ini menggarisbawahi kekejaman dan pengucilan yang dihadapi wanita Muslim setiap hari di masyarakat Prancis."
Organisai tersebut meminta pengguna media sosial untuk bergabung dengan kampanye mereka Let Us Play, dan mendorong pengikut untuk merekam klip pendek yang menjelaskan mengapa jilbab harus diizinkan dalam olahraga.
Sementara itu, kontributor CBC Sports Shireen Ahmad, menulis di Twitter: "Undang-undang baru di Prancis ini adalah bencana. Ini menargetkan tubuh wanita Muslim."
Lalu, editor media sosial The Telegraph, Fadumo Olow, mengaitkan penunjukkan Prancis yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2024.
"Saya ingin tahun apa artinya ini bagi para atlet untuk Olimpiade Paris 2024. Mereka tidak memiliki satu aturan untuk semuanya dan hanya mementingkan aturan lain untuk orang lain," tulisnya.
Ini memang bukan kali pertama wanita Muslim dikucilkan dari olahraga karena larangan hijab.
Sebelumnya, FIFA melarang jilbab pada tahun 2007, dengan alasan kesehatan dan keselamatan. Ini terlepas dari kurangnya data empiris yang menunjukkan bahwa jibab bisa mencekik pemain atau membahayakan lawan.
Larangan itu berakhir pada 2014, dengan Iran saat ini tampil di Piala Asia Wanita 2022 dengan semua skuadnya mengenakan hijab.
Namun, Federasi Sepakbola Prancis (FFF) masih melarang pemain wanita mengenakan jilbab di pertandingan resmi.