Begitu Sanksi WADA Dicabut, LADI Mesti Tetap Diawasi
- Dok. Istimewa
VIVA – Merah Putih kembali bisa berkibar di ajang olahraga internasional. Hukuman dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) kepada Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) sebentar lagi bakal dicabut. Tinggal menanti review penyelesaian pending matters saja.
Sambutan gembira terkait hal ini dirasakan oleh banyak pihak. Bukan cuma atlet saja, tapi juga pengamat olahraga. Salah satunya adalah Abdul Sukur.
Wakil Rektor III Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu memberi apresiasi terhadap kinerja Gugus Tugas Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA bentukan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali.
Karena tim yang dipimpin oleh Raja Sapta Oktohari itu berhasil menjalankan misi dengan sangat baik. Tinggal bagaimana nantinya LADI menindaklanjuti untuk menyelesaikan kewajibannya.
“Kerja Gugus Tugas ini luar biasa karena sanksi LADI yang seharusnya berlaku satu tahun hingga 7 Oktober 2022 bisa di-review dalam waktu empat bulan," kata Abdul kepada wartawan.
"Tentu itu tidak lepas dari diplomasi Gugus Tugas yang dipimpin Ketua NOC Indonesia Pak Raja Sapta Oktohari dan kerja keras LADI dalam memenuhi kekurangan yang diminta WADA serta dukungan penuh Kemenpora,” imbuhnya.
Pekan lalu, Okto memberi laporan kepada Menpora terkait adanya kemungkinan bendera Merah Putih bisa berkibar lagi di kancah internasional mulai Februari 2022.
Bukan tanpa alasan dia menyampaikan hal itu. Karena keterangan dari WADA pada 17 Januari 2022, sedang ada proses pemulihan yang dilakukan oleh Indonesia dan Thailand.
Abdul juga menekankan pentingnya belajar dari masalah ini. Menurut dia, penting bagi Indonesia untuk mengedepankan fungsi LADI dan perlunya pengawasan internal yang bisa saja dilakukan oleh Gugus Tugas.
Apalagi, Okto sebagai Ketua Gugus Tugas selalu menekankan di depan WADA bahwa pemerintah Indonesia serius menjadikan LADI sebagai lembaga profesional, independen, dan modern.
“Semoga sanksi LADI kali ini menjadi yang terakhir diterima Indonesia. Ke depan, LADI harus independen, profesional, dan modern karena ini aspek penting dalam mendukung olahraga prestasi Indonesia,” ujar Abdul.
“Agar hal ini tidak terulang kembali di masa depan, saya rasa perlu ada tim pengawas dan pendampingan yang mungkin bisa dibentuk Kemenpora sampai memastikan LADI bisa bekerja dengan memenuhi standar WADA.”