Menpora Bersurat kepada Presiden Terkait Usulan Diskresi Karantina

Konferensi pers Menpora dengan NOC Indonesia (KOI) dan KONI Pusat
Sumber :
  • VIVA/Pratama Yudha

VIVA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Indonesia, Zainudin Amali, baru saja memimpin rapat tertutup bersama dengan Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), KONI Pusat, Kemenkes serta BNPB. Kegiatan ini dilakukan secara hybrid di Wisma Kemenpora, Jakarta, Rabu 19 Januari 2022.

Suasana Upacara Kemerdekaan RI di IKN Disebut Mirip Olimpiade Paris 2024

Rapat ini dilakukan sebagai tindak lanjut usulan NOC Indonesia terkait kebijakan diskresi karantina terhadap pelaku olahraga dari luar negeri. Menpora berjanji membawa usulan ini agar bisa dibahas di Rapat Terbatas bersama Presiden Joko Widodo, pekan depan.

“Sesuai arahan BNPB, kami diminta menyampaikan surat kepada Presiden RI Joko Widodo aagar bisa dibahas di Rapat Terbatas dalam waktu dekat sehingga mereka memiliki landasan. Secapatnya saya akan sampaikan aspirasi stakeholder dan cabang olahraga (cabor) kepada Presiden,” kata Menpora dalam konferensi pers di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu 19 Januari 2022.

COVID-19 Mulai Ancam Olimpiade 2024, Atlet Indonesia Diminta Waspada

Menpora RI, Zainudin Amali

Photo :
  • Tangkapan layar

Surat tersebut, dikatakan Amali, akan secepatnya diberikan kepada Presiden. Tujuannya, agar kebijakan tersebut bisa segera diberlakukan dalam waktu dekat.

Hadir Pembukaan Olimpiade Paris 2024, Prabowo Beri Dukungan Kontingen Indonesia

Usulan diskresi karantina dimunculkan oleh NOC Indonesia setelah melihat polemik yang terjadi belakangan ini. Pasalnya, Pemerintah Indonesia masih bersikukuh untuk melakukan karantina 7 hari bagi warga yang datang dari luar negeri, tak terkecuali atlet dan ofisial.

Aturan tersebut memunculkan protes dari sejumlah pihak. Salah satu yang disebut tak setuju adalah CEO Dorna, Carmelo Ezpeleta. Bahkan, dia mengancam akan menggeser MotoGP Indonesia ke lokasi lain andai aturan tersebut tetap diberlakukan.

PSSI bahkan sampai batal uji coba dengan Bangladesh dikarenakan durasi karantina yang lama. "PSSI dalam situasi tidak nyaman. Kami menghargai prokes yang ketat, tapi di sisi lain kami perlu menjaga keseimbangan federasi di mata negara lain," kata Sekjen PSSI, Yunus Nusi, dalam rapat.

Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.

Photo :
  • Istimewa

"Ada beberapa event sepakbola, seperti FIFA Matchday 24 dan 27 Januari di Bali melawan Bangladesh, tetapi mereka membatalkan kedatangannya karena prokes di negara kita. Dalam kesempatan ini, seperti disampaikan Ketua NOC, ada beberapa hal di olahraga yang perlu diberikan diskresi," harap dia.

Panjangnya masa karantina dinilai juga menyulitkan perwakilan oganisasi olahraga internasional yang berencana ke Indonesia dalam rangka meninjau kesiapan tuan rumah single atau multi event berskala internasional. Contohnya, Asosiasi Komite Olimpiade Indonesia (ANOC) yang dijadwalkan datang akhir Januari untuk melihat kesiapan Indonesia sebagai kandidat ANOC World Beach Games 2023.

“Kami mengusulkan diskresi karantina pelaku olahraga. Kami sudah berkirim surat ke Kemenpora pada 12 Januari, dan langsung ditindaklanjuti. Ini diperlukan karena banyak multi event tahun ini, dan ketika cabor misalnya tryout 14 hari di luar negeri, terutama cabor kategori  terukur, mereka ‘dikandangi’ tujuh sampai 10 hari di sini maka tryout menjadi percuma. Tidak mungkin ketika kompetisi internasional, atlet, official, dan panitia dari luar yang datang menjalani karantina panjang. Harus ada solusi, bisa memakai sistem bubble,” kata Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.

Sementara untuk perjalanan distinguished person di olahraga internasional, dikatakan Okto, bisa menggunakan sistem bubble. Dengan catatan sudah vaksin dan negatif PCR test setibanya di bandara. Hal ini seperti pengalamannya ketika datang ke Yunani, Dubai, dan Singapura untuk memenuhi undangan NOC Indonesia atau kebutuhan Gugus Tugas Percepatan Penyelesaian Sanksi WADA. Semua negara tersebut memiliki aplikasi serupa dengan PeduliLindungi yang bisa digunakan Warga Negara Asing (WNA).

“Terkait durasi karantina dan detailnya, saya serahkan kepada ahlinya. Saya pribadi yakin karena pemerintah kalau dalam urusan olahraga pasti memberikan keputusan yang cepat semoga kita segera mendapatkan jawaban,” tambah Okto.

Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman

Photo :
  • KONI

Sementara, Ketua KONI Pusat Marciano Norman menyambut baik usulan NOC Indonesia. “Saya mendukung usulan Pak Okto. Banyak masalah karantina terkait periodesasi atlet. Karantina di kamar tidak bisa membuat mereka bergerak,” kata Marciano.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya