Aroma Tak Sedap di Balik Sanksi WADA
- Tangkapan layar
VIVA – Ketua Umum Ikatan Sarjana Olahraga Republik Indonesia (ISORI), Prof Syahrial Bakhtiar angkat bicara soal kecaman yang diarahkan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali terkait sanksi Badan Anti-Doping Dunia (WADA). Menurut dia, ini sudah kelewat batas.
Amali dianggap Syahrial sudah bertindak cepat dalam menanggapi masalah ini. Dia bahkan membentuk Tim Akselerasi dan Investigasi Terkait sanksi WADA dan membawa persoalan ke jalur hukum.
"Kami prihatin adanya pihak-pihak yang memberikan komentar memperkeruh keadaan padahal mereka sebenarnya belum mengetahui secara jelas dan pasti penyebab WADA memberikan sanksi terhadap LADI," kata Syahrial.
"Kita kan semua sudah mengetahui untuk menyelesaikan masalah ini Menpora Amali telah membetuk Tim Akselerasi dan Investigasi untuk menyelesaikan sanksi WADA," imbuhnya.
ISORI sudah mencium adanya dugaan aroma tidak sedap dalam kasus sanksi doping tersebut yang berdampak Bendera Merah Putih tidak boleh dikibarkan saat Indonesia menjadi juara Piala Thomas. Karena itulah, ISORI mendukung Amali membawa persoalan sanksi doping ke jalur hukum.
"ISORI mendukung niat Menpora Amali membawa persoalan sanksi doping tersebut ke jalur hukum apalagi kami mencium ada bau tidak sedap di balik sanksi WADA terhadap LADI," tuturnya.
Agar akar pemasalahanya terang benderang. Dugaan kami ada oknum yang sengaja mencoba mencari sesuatu, antara lain keuntungan di balik semua ini. Dan, saya heran sampai ada yang tega mengorbankan kepentingan negara," tambah Syahrial.
Pahami Akar Masalah
WADA menyatakan LADI menjadi salah satu dari tiga badan anti-doping negara yang tidak patuh dalam menjalankan Kode Anti-Doping pada awal Oktober 2021 lalu. Dan itu berimbas terhadap penangguhan hak-hak Indonesia di kancah event internasional.
Syahrial menilai langkah Kemenpora membentuk Tim Khusus Akselerasi dan Investigasi untuk mengetahui mengapa hal ini bisa terjadi sudah tepat. Apalagi hampir satu setengah tahun ini tidak ada even karena pandemi COVID-19.
"Kenapa tiba-tiba ada yang menyoroti LADI. Untuk itu, kami menghimbau pihak-pihak yang belum memahami akar permasalahan untuk menahan diri berkomentar. Apalagi, kasus regulasi antidoping dari (WADA) itu terjadi sejak awal tahun 2021," ujarnya.
ISORI tidak meragukan komitmen Menpora dalam membangun olahraga di antaranya menghadirkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Begitu juga penjelasan Wakil Ketua LADI, dr Rheza Maulana yang menyatakan bahwa sanksi yang diberikankarena keteledoran pengurus yang baru maupun kelambanan Kemenpora.
"ISORI tidak ragu dengan komitmen Menpora Amali. Begitu juga dengan reputasi dr Rheza Maulana dan Ketua LADI dr Mustafa Fauzi, Bahkan, ISORI yakin di bawah kepemimpinan keduanya LADI akan lebih baik ke depan," katanya.