Fasilitas Standar Internasional untuk Pemantik Prestasi Atlet Papua
- Youtube: VIVA.co.id
VIVA – Papua memiliki banyak potensi alam nan indah. Selain itu ada atlet yang mempunyai bakat terpendam di berbagai cabang olahraga, sebut saja Lisa Rumbewas, lifter Papua yang berhasil rebut dua medali Olimpiade.
Ada juga Serafi Anelis Unani dan Franklin Ramses Burumi yang sempat mencuri perhatian Asia Tenggara dari lintasan atletik. Dari sepakbola pemain-pemain Papua selalu jadi tumpuan timnas Indonesia, seperti Elie Aiboy atau yang kini paling populer Boaz Solossa.
Meski sudah membuktikan diri bisa memberikan kebanggaan pada bangsa lewat olahraga, faktanya pembinaan olahraga di Papua masih sangat memprihatinkan. Fasilitas untuk berolahraga masih sangat jarang, hal itu yang bikin sulit mengembangkan bakat-bakat "mutiara hitam".
Begitu juga dengan dana untuk mengirim atlet menimba ilmu demi mempertajam kemampuannya di level nasional atau internasional. Ini terbukti dari prestasi yang dituai Papua dalam empat Pekan Olahraga Nasional terakhir.
PON 2004 di Sumatera Selatan, Papua di posisi 7 klasemen akhir medali. Kemudian PON 2008 di Kalimantan Timur, Papua turun ke posisi 11.
Kembali turun di posisi 15 pada PON 2012 di Riau dan berhasil naik ke posisi 8 saat tampil di PON 2016 Jawa Barat lalu.
Naik-turun performa Papua adalah bukti kalau pembinaan atlet junior maupun pemantapan atlet senior berjalan kurang maksimal.
Infrastruktur Canggih
Terlepas dari itu semua, kini angin segar berhembus ke pulau Cendrawasih. Pemerintah akhirnya menunjuk Papua menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasionak ke 20.
Ajang multievent ini digelar mulai 2 hingga 15 Oktober 2021, mundur satu tahun dari rencana sebelumnya karena pandemi COVID-19. Yang menyegarkan, penunjukan ini sudah pasti dibarengi oleh pembangunan sarana-sarana olahraga baru di empat lokasi, yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke dan Kabupaten Mimika.
Tak tanggung-tanggung, pembangunan venue dipastikan berkelas, sesuai dengan standar internasional. Seperti venue Aquatic dan Istora Papua Bangkit, Mimika Sport Complex, lalu venue menembak, baseball-softball, cricket dan arena hoki.
Hal yang mencuri perhatian adalah, Stadion Papua Bangkit atau yang kini bernama Stadion Lukas Enembe. Stadion ini sudah bertaraf internasional dan siap untuk menggelar ajang besar pertandingan sepakbola atau atletik.
Stadion berkapasitas 40 ribu orang lebih ini dibalut ornamen khas Papua, dan berlatar Pegunungan Cycloop di utara juga Danau Sentari di Selatan.
Stadion ini juga menjadi titik sentral pembukaan dan penutupan PON Papua, diharapkan bisa menjadi pematik prestasi di masa depan. Papua kini dipercaya menjadi pusat perhatian Indonesia saat jadi tuan rumah PON XX.
Tentunya, euforia diharapkan tidak hanya pada saat penyelenggaraan saja, tetapi berlanjut hingga membuahkan momen membanggakan. Begitu juga dengan fasilitasnya, pembangunan dengan bertriliun-triliun Rupiah uang rakyat jangan sampai terbengkalai atau beralih fungsinya.
Fasilitas olahraga ini harus dijadikan pengasah kemampuan atlet-atlet Papua, dengan mimpi bisa jadi provinsi yang bersaing di turnamen level Nasional. Dengan pembinaan yang baik dan terencana, bukan tidak mungkin atlet-atlet Papua bisa menjadi juara umum di ajang PON ke depannya.