Menyesalkan Taekwondo Indonesia Gagal Kirim Atlet ke Olimpiade Tokyo
- Istimewa
VIVA – Mantan pelatih taekwondo Indonesia, Lamting menyesalkan atlet Tanah Air kehilangan kesempatan tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Semua ini hanya karena kelalaian Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI).
Menurut Lamting, kejadian ini merupakan sejarah buruk taekwondo Indonesia yang harus dipertanggung jawabkan.
"Atlet taekwondo Australia saja sampai mencari dana sendiri untuk membiayai keperluannya agar bisa tampil di Olimpiade. Masa tiga atlet taekwondo Indonesia yang sudah dibiayai APBN tidak bisa tampil di babak kualifikasi Olimpiade hanya karena masalah administrasi. Ini kesalahan terbesar yang tidak bisa ditolerir dan menjadi sejarah buruk taekwondo Indonesia yang harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat taekwondo dan juga pemerintah," kata Lamting.
Indonesia berpotensi meloloskan atlet taekwondo di nomor kyorugi (tarung) ke Olimpiade Tokyo. Namun, tiga taekwondoin yang disiapkan PB TI yaitu Mariska Halinda (kelas -49kg putri), Muhammad Basam Raihan (-58kg putra) dan Adam Yazid Ferdiansyah (-68kg putra) batal mengikuti Turnamen Kualifikasi Olimpiade di Amman, Yordania, 21-22 Mei 2021 karena masalah administratif.
Mereka sudah berada di Amman, tapi tidak diperbolehkan tampil oleh panitia karena pendaftaran yang dilakukan pengurus PB TI dilakukan secara manual. Padahal panitia penyelenggara mewajibkan peserta yang tampil teregistrasi secara daring.
"Kalau tidak lolos babak kualifikasi karena mengalami kekalahan dalam pertandingan itu wajar. Tapi, mereka datang ke Amman dan tidak bisa bertanding. Itu yang paling menyedihkan. Saya bisa merasakan kekecewaan mereka yang sudah kehilangan kesempatan tampil di Olimpiade 2020 Tokyo," tuturnya.
Potensi tiga atlet taekwondo Indonesia untuk bisa lolos cukup terbuka. Karena Indonesia sudah pernah memiliki wakil yang tampil di ajang empat tahunan itu, yakni Juana Wangsa Putri (-49kg) pada Olimpiade 2000 Sydney 2000. Pada penyelenggaraan Olimpiade selanjutnya di Athena, Juana bahkan tampil membawa Merah putih bersama Satriyo Rahadhani (-58kg putra).
Dan untuk sekarang, Mariska yang pernah menempati posisi tiga Kejuaraan Asia 2018 memiliki potensi lolos Olimpiade. Atlet putri yang biasa turun di kelas -53kg ini pernah menempati posisi tiga Kejuaraan Asia 2018 sehingga saat diturunkan di kelas 49kg, Mariska memiliki kans besar untuk merusak peta persaingan di nomor tersebut.
"Mariska itu bukan hanya bepeluang lolos tetapi bisa bersaing dengan atlet taekwondo asal Thailand, Panipak Wongpattanakit yang menjadi taekwondoin pertama dari Thailand yang mencuri medali emas di Olimpiade 2020 Tokyo," ujarnya.
"Mariska juga punya rekam jejak mumpuni karena pernah mengalahkan rekannya Kompatriot Panipak, Phannapa Harnsujin saat bersaing di kelas 53kg Asian Open, Hochiminh City, di mana pada turnamen itu Mariska membawa pulang medali perunggu.”