Kisruh Atlet Korsel Sebut Peraih Emas Iran Teroris
- koreaherald
VIVA – Korea Selatan kembali mencuri perhatian di Olimpiade Tokyo 2020. Dan lagi-lagi itu bukan terkait dengan prestasi di arena, melainkan kontroversi yang dibuat.
Kali ini kisruh terjadi di cabang olahraga menembak. Atlet andalan negeri ginseng yang juga peraih emas di London 2012 silam, Jin Jong-oh, mendadak melebeli wakil Iran Javad Foroughi sebagai teroris.
Komentar tak patut tersebut dilontarkan setelah Foroughi berhasil merebut emas di nomor 10 meter pistol udara pada awal pekan. Dia menjadi pemenang setelah mengalahkan penembak Serbia, Damir Mikec dan Wei Pang dari China.
Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba saja Jong-oh berkata pedas. Dia tak terima dan memprotes keikut sertaan Foroughi di Olimpiade.
"Bagaimana teroris bisa menang? Itu adalah hal paling aneh dan konyol," kata Jong-oh dikutip The Guardian.
Jong-oh juga menyebut kehadiran Foroughi merupakan sebuah omong kosong dalam Olimpiade ini.
Lebel teroris yang disematkan Jong-oh kepada Foroughi karena atlet tersebut tercatat sebagai salah satu anggota Garda Revolusi Iran (IRGC).
Pada 2019 lalu, Garda Revolusi Iran sempat dianggap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat. Dan itu yang menjadi referensi Jong-oh sembarangan menyebut Foroughi sebagai teroris.
Sebelumnya organisasi hak asasi manusia (HAM), United for Navid, sudah lebih dulu memprotes kemenangan Foroughi dengan alasan yang sama. Dia dianggap sebagai anggota teroris.
United for Navid bahkan sudah mengirimkan permintaan kepada IOC untuk melakukan investigasi kepada Foroughi dan menunda penyerahan medali sampai penyelidikan menemukan hasil. Mereka juga dari awal sudah memberi peringatan kepada IOC menyoal atlet Iran yang merupakan anggota Garda Revolusi.