Ucap Syukur dan Cerita Perjudian Eko Yuli Demi Emas Olimpiade Tokyo

Eko Yuli Irawan raih perak di Olimpiade Tokyo 2020
Sumber :
  • Tangkapan layar

VIVA – Lifter Eko Yuli Irawan berhasil mempersembahkan medali kedua untuk kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Tampil di Tokyo International Forum, Minggu 25 Juli 2021, di kelas 61 kg, Eko mempersembahkan medali perak.

Atlet Indonesia di Olimpiade Dapat Ribuan Es Krim

Eko hanya mampu mengumpulkan total angkatan 302 kg. Dia mengumpulkan 137 kg pada angkatan snatch dan 165 kg pada clean and jerk.

Perolehan Eko kalah jauh dari lifter China, Li Fabin, yang membukukan total angkatan 313 kg. Atas hasil tersebut, dia pun berhak mengklaim medali emas. Sementara, medali perunggu diraih atlet asal Kazakhstan, Igon Son.

Menuju Olimpiade LA 2028, PP Pordasi Geber Program Animal Welfare

Raihan medali perak tetap disyukuri oleh Eko meski tak bisa dipungkiri ada setitik kekecewaan lantaran lifter 32 tahun itu menargetkan medali emas pada keikutsertaannya yang keempat kali di Olimpiade.

Ya, sebelumnya, lifter asal Lampung itu sudah pernah tampil di Olimpiade 2008, 2012, dan 2016. Dia mengoleksi dua perunggu di dua penampilan awal dan satu perak pada keikutsertaan di edisi 2016.

Respons PP Pordasi soal Target NOC Indonesia Loloskan 100 Atlet ke Olimpiade 2028, Termasuk Berkuda

"Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menjadi yang terbaik. Dan, kita mesti bersyukur dengan rezeki yang telah diberikan," kata Eko Yuli Irawan dalam rilis NOC Indonesia yang diterima VIVA.

“Saya minta maaf karena masih belum bisa mempersembahkan emas untuk Indonesia, sebagaimana cita-cita saya," tutur dia.

Eko sejatinya sudah berupaya semaksimal mungkin demi meraih medali emas. Salah satunya dengan menaikkan jumlah angkatan saat clean and jerk.

Di percobaan pertama, Eko sukses mengangkat beban 165 kg. Dia memutuskan menaikkan beban hingga 12 kg menjadi 177kg pada angkatan kedua untuk mengejar poin dari Li Fabin.

Sayang, Eko tak mampu mengangkat dengan mulus beban 177 kg yang telah disiapkan di percobaan kedua hingga ketiga. Alhasil, dia harus puas menempati posisi kedua dan meraih perak.

"Setelah sukses angkatan pertama Clean and Jerk 165 kg, saya memang mengambil keputusan untuk menaikkan beban menjadi 172 kg. Karena, pada angkatan snatch, saya sudah selisih 4 kg dengan Li Fabin. Keputusan itu harus saya ambil untuk membuka peluang meraih emas," kata pria yang baru saja berulang tahun ke-32.

Ketika ditanyakan untuk siapa medali perak yang dipersembahkan, Eko memberi jawaban diplomatis.

"Medali perak ini saya persembahkan untuk seluruh masyarakat Indonesia dan keluarga," ucap Eko.

Dengan raihan perak di Olimpiade 2020 Tokyo itu,  Eko Yuli bukan hanya menyamai prestasi yang diraih pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, tetapi ia juga  mencatat sejarah di angkat besi Indonesia. Eko Yuli menjadi satu-satunya atlet Indonesia yang meraih medali pada empat penampilan beruntun di Olimpiade.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya