Profil Petenis Muda Naomi Osaka Nyalakan Api Olimpiade Tokyo 2020
- instagram.com/olympics/
VIVA – Petenis muda Naomi Osaka terpilih sebagai atlet yang menyalakan kaldron atau api di pembukaan Olimpiade Tokyo 2020. Naomi merupakan petenis asal Jepang yang berusia 23 tahun dengan segudang prestasi dunia.
Naomi Osaka mencuri perhatian publik saat dia mencetak sejarah dengan menjadi petenis Jepang pertama yang menjuarai Grand Slam US Open pada 2018 lalu.
Pada pembukaan Olimpiade 2020 yang digelar di Olympic Stadium, Tokyo, Jepang, Jumat 23 Juli 2021 malam kemarin, Naomi terpilih sebagai atlet yang menyalakan kaldron atau api Olimpiade.Â
Profil petenis muda Naomi Osaka nyalakan api Olimpiade Tokyo 2020
Naomi Osaka lahir di Osakapada 16 Oktober 1997. Dia memulai karier sebagai petenis profesional sejak September 2013. Saat itu Naomi berusia 16 tahun berkarier melalui perlombaan Japanese Tennis Association.Â
Naomi Osaka berhasil merebut title US Open 2018 saat bertanding dengan Serena Williams. Dia menjadi petenis Jepang pertama yang berhasil meraih gelar Grand Slam setelah menekuk Serena dengan skor 6-2, 6-4.
Berkat kemenangan yang diraih di US Open 2018, Naomi Osaka menanjak ke peringkat ketujuh dunia.
Memiliki 2 Kewarganegaraan
Naomi memiliki dua kewarganeraan yaitu Jepang dan Amerika. Ibunya merupakan orang Jepang, sedangkan sang ayah berasal dari Haiti. Dirinya pindah ke Amerika Serikat saat berusia tiga tahun, lantas ia dibesarkan di New York dan kini ia menetap di Florida bersama keluarganya.
Naomi Osaka Tidak Lancar Bahasa Jepang
Lucunya Naomi Osaka yang lahir di Osaka, Jepang tidak bisa berbahasa Negeri Sakura tersebut. Naomi mengaku hanya bisa memahami ketika orang lain berbicara bahasa Jepang. Namun dia masih belum lancar untuk berbicara dalam bahasa Jepang.
Mencetak Rekor untuk Majalah Sports Illustrated
Naomi Osaka mencetak sejarah pada pertengahan 2021 ini. Dia menjadi wanita pertama keturunan Haiti-Jepang yang terpilih sebagai model sampul majalah Sports Illustrated. Naomi menjadi model untuk sampul majalah olahraga tersebut edisi Agustus 2021.
Mengalahkan idolanya, Serena Williams saat US Open 2018
Diketahui bahwa Naomi Osaka sangat mengidolan Serena Williams, seorang Afro-Amerika yang menjadi petenis tunggal putri profesional dunia. Serena merupakan  juara Grand Slam selama 23 kali.
Naomi mengidolakan Serena saat Serena mengangkat trofi Grand Slam pertamanya pada 1999. Naomi menangis saat memeluk Serena seusai laga US Open dan juga meminta maaf kepada para penonton yang memadati Arthur Ashe Stadium saat menerima trofi Grand Slam pertamanya.
Meski ia mengidolakan Serena, ia tetap berusaha semaksimal mungkin dalam pertandingan US Open 2018 saat itu.
Karier Tenis Naomi Osaka
- Pada tahun 2016 Naomi Osaka melakukan debut Grand Slam sebagai petenis kualifikasi Australia Open yang mengalahkan Elina Svitolina pada babak kedua sebelum dikalahkan Azarenka.
- Naomi berhasil masuk 100 besar dunia untuk pertama kalinya pada April 2016 dan memuncaki 50 besar kemudian dalam tahun yang sama.
- Naomi dinobatkan sebagai "Pendatang Baru Terbaik" WTA 2016 setelah maju ke babak ketiga dalam tiga Grand Slam dan mencapai final WTA pertamanya.
- Pada Maret 2018 Naomi memenangkan gelar WTA pertamanya di Indian Wells setelah mengalahkan Maria Sharapova, Karolina Pliskova dan Simona Halep.
- Dalam final US Open 2018 Naomi berhasil mengalahkan Serena Williams, untuk merebut gelar Grand Slam pertamanya.
- Pada final Australia Open 2019 ia berhasil mengalahkan Petra Kvitova, untuk menjadi petenis pertama sejak Jennifer Capriati pada 2001 yang menjuarai kembali Grand Slam setelah yang pertama.
- Tahun ini pads pertandingan US Open 2020 tadi malam, naomi kembali berhasil mengalahkan Victoria Azarenka dari Belarus untuk menjuarai US Open kedua kalinya di Flushing Meadows, New York.
Â