Kaleidoskop 2020: 6 Atlet Legendaris yang Meninggal Dunia

Mendiang Kobe Bryant saat masih membela Los Angeles Lakers
Sumber :
  • Aljazeera.com

VIVA – Tahun 2020 akan berakhir dalam hitungan hari. Sepanjang tahun 2020, terdapat sejumlah peristiwa di luar dugaan yang terjadi, termasuk wafatnya sejumlah tokoh yang terkena.

Ketika Kematian Kobe Bryant Mengubah Hidup Mike Tyson

Dari dunia olahraga, ada beberapa atlet legendaris di dunia maupun di Indonesia, yang meninggal dunia. Sebagai kilas balik, berikut 6 atlet legendaris yang wafat di tahun 2020.

1. Kobe Bryant

Dulu Dianggap Mustahil, Kini Pemain Indonesia Ada yang Main di Premier League

Photo :
  • Instagram @kobebryant

Tahun 2020 belum genap satu bulan, kabar meninggalnya legenda bola basket, Kobe Bryant begitu mengejutkan dunia. Ia tewas secara tragis pada 26 Januari 2020 bersama putrinya dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California, Amerika Serikat.

Sudah Lama Timnas Indonesia Tak Tekuk Vietnam, Terakhir Menang Zaman Alfred Riedl

Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 10 pagi waktu setempat di tengah kondisi berkabut di perbukitan yang menghadap ke Calabasas

Seperti dikutip dari New York Post, Senin 27 Januari 2020, Bryant bersama empat orang lainnya sedang bepergian dengan helikopter pribadinya di atas Calabasas ketika kecelakaan terjadi. Tidak ada yang selamat dalam kecelakaan itu.

Legenda NBA bernama lengkap Kobe Bean Bryant ini merupakan mantan pembasket profesional Amerika Serikat. Dia menghabiskan 20 tahun kariernya bersama Los Angeles Lakers yang berlaga di NBA.

Mantan pemain kelahiran 23 Augustus 1978 itu memenangkan lima kejuaraan NBA. Bryant 18 kali masuk dalam Tim NBA All-Star. Dia menyabet status (MVP) NBA pada tahun 2008. Dia secara luas dianggap sebagai salah satu pebasket terbaik sepanjang masa.

Bersama Timnas Basket AS, Bryant tercatat sukses meraih sejumlah prestasi. Bersama Timnas Basket AS, Bryant menyabet medali emas di FIBA Americas Championship 2007 (Las Vegas), Olimpiade 2008 (Beijing), Olimpiade 2012 (London).

2. Lukman Niode

Photo :
  • Twitter/@richardbera

Perenang legendaris, Lukman Niode menghembuskan nafas terakhirnya pada 17 April 2020 di usianya yang ke-56 tahun di Rumah Sakit Pelni, Jakarta. Mantan atlet Olimpiade ini dikabarkan meninggal karena positif COVID-19 setelah sempat mengeluh sakit lambung.

Semasa aktif menjadi perenang, Lukman memiliki sederet prestasi. Ia sempat meraih 10 medali emas di PON 1977 dan pada PON 1981, dia mengumpulkan tujuh medali emas.

Lukman juga atlet berprestasi di SEA Games 1983. Kala itu, ia meraih dua medali emas melalui nomor 100m gaya punggung dan 200m gaya punggung untuk menyelamatkan muka tim renang Indonesia.

Ia juga sempat bersaing di Olimpiade 1984. Namun, langkahnya harus terhenti di babak penyisihan.

3. Alfred Riedl

Photo :
  • affsuzukicup.com

Mantan pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl tutup usia pada 8 September 2020 di Austria. Hal tersebut tentunya meninggalkan duka mendalam bagi sepakbola Indonesia.

Kabar meninggalnya Riedl diketahui dari laporan media Austria, Kurier. Riedl meninggal setelah dirawat dengan penuh kasih sayang oleh istrinya, Jola.

Riedl bukan nama yang asing di dunia sepakbola Indonesia. Pelatih asal Austria itu pernah menukangi Timnas Indonesia dalam tiga periode berbeda yakni 2010-2011, 2013-2014, dan 2016-2017.  

Selama menukangi Timnas Indonesia, Riedl pernah mencatatkan prestasi terbaik saat membawa tim Merah Putih finis sebagai runner up di Piala AFF 2010 dan 2016.

4. Ricky Yacobi

Photo :
  • Istimewa / Medan Selection

Duka mendalam kembali dirasakan dunia sepakbola tanah air. Legenda Timnas Indonesia, Ricky Yacobi berpulang karena mengalami serangan jantung saat bermain sepakbola.

Penyerang andalan Timnas Indonesia pada era 80-an itu meninggal dunia pada 21 November 2020 dalam usianya yang ke-52 tahun. Saat tengah bermain sepakbola, tiba-tiba ia tergeletak di lapangan.

Ricky Yacobi bukan pemain sembarangan. Ia merupakan striker legendaris Timnas Indonesia pertama yang bisa menembus kompetisi Jepang bersama Matshushita Electric FC.

Aktif di masa 1980 hingga 90-an, Ricky Yacobi dikenal sebagai salah satu striker tertajam di Indonesia. Buktinya pada Asian Games 1986, Ricky Yacobi mampu membawa Indonesia lolos ke semifinal.

Setelah pensiun, Ricky Yacobi tak lepas dari sepakbola. Pria kelahiran Medan itu terlibat dalam pembinaan usia dini lewat Sekolah Sepakbola dan bekerja di salah satu apparel lokal.

5. Diego Maradona

Photo :
  • Twitter

Kabar duka paling mendalam datang dari legenda Timnas Argentina dan Napoli, Diego Maradona. Dia meninggal pada Rabu 25 November 2020 malam WIB, di usia 60 tahun.

Maradona meninggal karena serangan jantung. Kegagalan jantung ini muncul dua pekan setelah Maradona meninggalkan rumah sakit karena pendarahan di otak. Maradona meninggal di rumahnya.

Maradona sebenarnya sempat menjalani operasi pendarahan di otak. Operasi tersebut berjalan lancar dan kondisi Maradona kembali normal.

Bahkan, sehari setelah operasi, ia sudah bisa bercengkerama dengan orang-orang terdekatnya. Pun, Maradona sempat menyampaikan keinginannya kembali melatih klubnya, Gimnasia La Plata.

Kepergian Maradona menjadi pukulan untuk negara Argentina. Sehingga, negara itu pun menetapkan tiga hari sebagai hari berkabung nasional untuk menghormati kepergian Maradona.

6. Paolo Rossi

Photo :
  • footballitaliano.co.uk

Pahlawan Timnas Italia saat merebut gelar juara Piala Dunia 1982, Paolo Rossi meninggal dunia pada Kamis pagi WIB 10 Desember 2020. Ia menghembuskan nafas terakhir pada usia 64 tahun.

Rossi adalah salah satu striker legendaris yang dimiliki oleh Timnas Italia. Penampilan apiknya di Piala Dunia 1982 masih dikenang oleh para pecinta sepakbola di Negeri Pizza.

Mengantarkan Timnas Italia menjadi juara Piala Dunia 1982, Rossi lalu dianugerahi gelar individual Ballon d'Or. Bukan tanpa alasan, karena pada gelaran yang berlangsung di Spanyol itu dia jadi pemain terbaik sekaligus pencetak gol terbanyak.

Prestasi lainnya yang dicapai oleh Rossi banyak dilakukan bersama Juventus. Ia turut membawa Si Nyonya Tua menjadi juara Serie A pada 1981/1982 dan 1983/1984.

Di musim 1983/1984 pula Rossi dan Juventus jadi juara Piala Winners, Piala Super Eropa, dan setahun kemudian memenangkan trofi Liga Champions.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya