The Legendary: Ledakan Lutut Kilat Anderson Silva
- Bleacher Report
VIVA – 28 Juni 2006, seorang petarung pendatang baru, naik ke oktagon Ultimate Fighting Championship. Tak ada yang memperhitungkan kehadirannya di arena kala itu, karena lawan yang dihadapi adalah seorang petarung penuh pengalaman, Chris Leben.
Anderson Silva, naik oktagon dengan status underdog dan debutan. Ya, dia baru saja pindah dari franchise mixed martial arts lainnya, Cage Rage.
Publik benar-benar meremehkan Silva kala itu, karena Leben memiliki catatan luar biasa sebelum duel tersebut. Enam kemenangan beruntun dicatatkan Leben.
Ada fakta pula yang mengerikan tentang Leben, yakni dahinya begitu kuat karena sering dihantam oleh lawannya, tak kunjung KO.
Jelang laga, Leben begitu percaya diri menghadapi Silva. "Saya akan dengan mudah menghajarnya ke kanvas," kata Leben kala itu.
Pun, saat naik ke atas arena, Leben masih menunjukkan wajahnya yang kelewat percaya diri.
Semua berubah kala bel pertandingan dibunyikan. Silva memang cukup tenang, dan dengan cepat, dia melepaskan kombinasi serangan pukulan, tendangan, dan diakhiri dengan hantaman lutut, yang keras ke kepala Leben.
Cuma 49 detik Leben berada di atas arena. Silva dengan mudahnya menjatuhkan Leben dan mencatatkan akurasi serangan 85 persen.
Publik Hard Rock Hotel and Casino tersentak dengan penampilan Silva, pria tak dikenal dari Brasil. Tapi, dengan kemenangan atas Leben, Silva langsung menancapkan kukunya, menegaskan UFC tak salah merekrutnya.
Usai duel itu, Silva langsung mendapatkan kesempatan berduel melawan Rich Franklin dalam laga perebutan gelar kelas menengah. Lagi-lagi, Silva datang sebagai underdog. Tapi, kali ini banyak pula yang menjagokannya menang.
Silva memang monster. Hanya dalam dua menit 59 detik, dia berhasil menghajar KO Franklin.
Aksinya begitu ganas. Silva tak gentar menyerang Franklin di atas arena. Dia terus melepaskan hantaman-hantaman keras ke tubuh Franklin.
Kombinasi pukulan, tendangan, hingga serangan lutut, Silva mengarah tepat ke tubuh bagian tengah Franklin. Hidung Franklin kala itu patah, membuatnya kesulitan bernapas. Hingga, wasit menyatakan Silva menang KO.
Ini menjadi awal bagaimana Silva merebut status Greatest of All Time di UFC. Sebab, usai menjatuhkan Franklin, Silva berhasil mencatatkan 16 kemenangan beruntun. Ini menjadi catatan kemenangan beruntun terpanjang selama UFC digelar.