Kisah Pilu Petarung Seksi UFC, Pernah Jadi Korban Pemerkosaan Gangbang

Petarung MMA, Paige VanZant
Sumber :
  • latino-review

VIVA – Kisah pilu terungkap dari perjalanan karier petarung seksi UFC, Paige VanZant. Saat masih sekolah, VanZant ternyata pernah menjadi korban pemerkosaan gangbang.

Dendam Membara di UFC 309: Charles Oliveira Vs Michael Chandler, Siapa yang Akan Hancur?

Ketika remaja, VanZant memang sudah diberkahi tubuh montok dan wajah cantik. Maklum, ibunya merupakan penari dan memiliki bodi yang semampai.

Tapi, sebenarnya VanZant terbilang tomboi saat masih remaja. Dia gemar mengendarai motocross di medan yang berlumpur. Pun, VanZant sangat suka memancing di danau.

Duel Membara Jon Jones Vs Stipe Miocic di UFC 309, Siapa yang Pantas Juara Kelas Heavyweight?

Perilaku tomboi itu tak membuat VanZant lepas dari sasaran rundungan rekan-rekan di sekolahnya. Ada yang tega menyebar isu, VanZant cewek gampangan dan sudah melakoni hubungan seks dengan banyak laki-laki.

Sampai-sampai, dia dijuluki dengan sebutan Slutton yang mengarah pada artian pelacur, dan diambil dari nama lama VanZant, Sletten.

Fantastis, Ini 15 Petarung UFC dengan Bayaran Tertinggi

Petarung MMA, Paige VanZant

Faktanya, VanZant menjadi korban pemerkosaan beramai-ramai. Semua terkuak dalam bukunya berjudul Rise:Surviving the Fight of My Life.

"Mereka menyeret, kemudian mengubah posisi saya. Ketika mencoba mempertahankan diri, saya selalu gagal. Perut saya dipenuhi dengan sperma. Otak saya penuh dengan asap. Saya bangun dan tersadar, tubuh ini terasa kaku," kata VanZant, dalam transkripnya dilansir The Sun.

"Saya tahu apa yang terjadi. Tapi, tak bisa mencegahnya. Ada pilihan atau tidak, dan saya berdoa agar semua berakhir secepatnya," lanjut dia.

VanZant sempat ingin bunuh diri akibat insiden itu. Dia merasa begitu sakit akibat perlakuan biadab dari sekelompok oknum tersebut.

Namun, VanZant tak pernah melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Sebab, menurutnya percuma.

"Ketika Anda berada di posisi tersebut, pasti sakit rasanya. Bukan soal ingin mati, tapi cukup rasa sakitnya. Saya tak punya tempat berlari, tak ada orang yang bisa mendengarkan apa perasaan ini," terang VanZant.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya