Ancaman Virus Corona, Peserta Tokyo Marathon 2020 Merosot Tajam
VIVA – Gelaran Tokyo Marathon 2020 berlangsung pada Senin 2 Maret kemarin di pusat Ibukota Jepang. Namun kali ini, jelas tampak berbeda sekali dengan perhelatan tahun-tahun sebelumnya dimana jumlah peserta jauh berkurang dibanding tahun lalu.
Kekhawatiran risiko penyebaran wabah virus Corona COVID-19 menjadi pemicu sepinya peminat ajang maraton cukup tersohor sedunia itu.
Dari laporan FOX Sports Asia, jumlah peserta Tokyo Marathon 2020 menurun drastis menjadi hanya sekitar 200 pelari saja. Padahal, ajang tersebut berhasil mendatangkan 37.000 pelari dari seluruh dunia pada gelaran tahun 2019 lalu.
Baca juga: Ancaman Virus Corona, BWF: Pebulutangkis Tak Dilarang Salaman
Penurunan besar-besaran jumlah partisipasi peserta diyakini sekali sebagai pengaruh besar ancaman wabah virus Corona yang telah melumpuhkan sejumlah sendi kehidupan masyarakat Jepang.
Runners ’World mengklaim bahwa Coronavirus telah memaksa pembatalan massal para calon peserta yang sebelumnya telah mendaftar.
Awalnya, Tokyo Marathon 2020 bakal dibanjiri sekitar 38.000 pelari bakal berpartisipasi sampai akhirnya mayoritas mereka memutuskan absen di gelar bergengsi tersebut akibat hebohnya virus Corona.
Namun, kemudian panitia mengurangi entri menjadi pelari elit dan atlet kursi roda, untuk mencegah pembatalan acara.
Ada pun hasil dari gelaran tersebut, atlet Ethiopia, Birhanu Legese memenangkan perlombaan di kategori putra dengan catatan waktu 2 jam 4 menit 15 detik. Sementara itu, Lonah Korlima Chemtai Salpeter dari Israel memenangkan kategori putri dengan 2 jam 17 menit 45 detik.
Kondisi Tokyo Marathon 2020 itu pun justru memunculkan pertanyaan lain, akankah Olimpiade Tokyo 2020 yang dijadwalkan berlangsung akhir tahun ini juga akan dibatalkan?
Peluang dari rumor pembatalan Olimpiade Tokyo 2020 pun disebut-sebut sangat tinggi, mengingat belum ada tanda-tanda bakal segera berlalunya wabah virus Corona.
Dan jika benar adanya Olimpiade Tokyo 2020 itu dibatalkan, maka tragedi itu akan menjadi sejarah keempat setelah terjadi juga pada tahun 1916, 1940 dan 1944.
Baca juga:
Ancaman Virus Corona, BWF: Pebulutangkis Tak Dilarang Salaman
2 WNI Positif Terjangkit Virus Corona, PBSI Konsultasi dengan Kemenkes
Marak Virus Corona, Indonesia Tetap Dukung Jepang Gelar Olimpiade 2020