Olimpiade 2020 Diteror Virus Corona, Bagaimana Nasib Atlet Indonesia?

Sejumlah atlet bulutangkis melakukan latihan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

VIVA – Teror virus corona semakin meluas. Imbasnya, Olimpiade 2020 Jepang berpotensi dibatalkan. Pembatalan ajang empat tahunan itu tentunya akan merugikan tuan rumah yang sudah mempersiapkan segalanya.

Afrika Selatan Minat Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036, Jadi Saingan Indonesia?

Tak terkecuali negara-negara yang sudah mempersiapkan atlet-atletnya tampil di pesta olahraga terakbar dunia itu. Termasuk atlet-atlet dari Indonesia yang telah melakukan pelatnas.

Terkait pembatalan Olimpiade 2020, Menteri pemuda dan olahraga (Menpora) tidak mau berspekulasi. Dia mengatakan sebelum ada keputusan dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), pelatnas harus tetap berjalan.

Atlet Indonesia di Olimpiade Dapat Ribuan Es Krim

"Kita tunggu saja dari Kementerian kesehatan, kan kita punya pemerintah. Nanti apa yang dikatakan Kemenkes itu yang harus kita ikuti," kata Amali.

Menpora Zainudin Amali dalam konferensi pers SEA Games 2019

Menuju Olimpiade LA 2028, PP Pordasi Geber Program Animal Welfare

"Kemenpora juga menunggu arahan dari Kemenkes/ Terkait Jepang membatalkan Olimpiade itu urusan mereka," imbuhnya.

Amali menambahkan, cabor-cabor tak perlu risau dengan isu pembatalan Olimpiade. Sebab, Kemenpora akan tetap mendistibusikan anggaran yang diberikan pemerintah untuk persiapan atlet.

"Yang di MoU (Memorandum of Understanding) juga pembinaan jangka panjang. Jadi tidak semata-mata untuk Olimpiade. Tapi kewajiban pemerintah kepada cabor yang akan ikut Olimpiade sudah kami lakukan," ucapnya.

Sejauh ini, isu pembatalan Olimpiade 2020 memang tak mempengaruhi pendistribusian anggaran untuk cabor. Hari ini, Jumat 28 Februari 2020, tiga cabor telah meneken MoU anggaran pelatnas.

Pelatnas Atletik Jelang Sea Games 2019

Ketiga cabor itu adalah  PB Perbakin (menembak), Taekwondo Indonesia (PP TI), dan PB Pertina (tinju amatir). Ketiga cabor itu mendapatkan persetujuan anggaran yang berbeda.

Adapun PP TI mendapatkan Rp3,6 miliar dari pengajuan Rp3,7 miliar, PB Perbakin menerima Rp7,9 miliar dari pengajuan Rp9,9 miliar, dan PB Pertina mendapat Rp5,2 dari pengajuan awal Rp7,3 miliar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya