Olimpiade 2020 Diteror Virus Corona, Bagaimana Nasib Atlet Indonesia?
- ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
VIVA – Teror virus corona semakin meluas. Imbasnya, Olimpiade 2020 Jepang berpotensi dibatalkan. Pembatalan ajang empat tahunan itu tentunya akan merugikan tuan rumah yang sudah mempersiapkan segalanya.
Tak terkecuali negara-negara yang sudah mempersiapkan atlet-atletnya tampil di pesta olahraga terakbar dunia itu. Termasuk atlet-atlet dari Indonesia yang telah melakukan pelatnas.
Terkait pembatalan Olimpiade 2020, Menteri pemuda dan olahraga (Menpora) tidak mau berspekulasi. Dia mengatakan sebelum ada keputusan dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), pelatnas harus tetap berjalan.
"Kita tunggu saja dari Kementerian kesehatan, kan kita punya pemerintah. Nanti apa yang dikatakan Kemenkes itu yang harus kita ikuti," kata Amali.
"Kemenpora juga menunggu arahan dari Kemenkes/ Terkait Jepang membatalkan Olimpiade itu urusan mereka," imbuhnya.
Amali menambahkan, cabor-cabor tak perlu risau dengan isu pembatalan Olimpiade. Sebab, Kemenpora akan tetap mendistibusikan anggaran yang diberikan pemerintah untuk persiapan atlet.
"Yang di MoU (Memorandum of Understanding) juga pembinaan jangka panjang. Jadi tidak semata-mata untuk Olimpiade. Tapi kewajiban pemerintah kepada cabor yang akan ikut Olimpiade sudah kami lakukan," ucapnya.
Sejauh ini, isu pembatalan Olimpiade 2020 memang tak mempengaruhi pendistribusian anggaran untuk cabor. Hari ini, Jumat 28 Februari 2020, tiga cabor telah meneken MoU anggaran pelatnas.
Ketiga cabor itu adalah  PB Perbakin (menembak), Taekwondo Indonesia (PP TI), dan PB Pertina (tinju amatir). Ketiga cabor itu mendapatkan persetujuan anggaran yang berbeda.
Adapun PP TI mendapatkan Rp3,6 miliar dari pengajuan Rp3,7 miliar, PB Perbakin menerima Rp7,9 miliar dari pengajuan Rp9,9 miliar, dan PB Pertina mendapat Rp5,2 dari pengajuan awal Rp7,3 miliar.