ASEAN Para Games Diundur Akibat Virus Corona, Atlet Mulai Jenuh
- VIVA/Fajar Sodiq
VIVA – Mundurnya kembali jadwal pelaksanaan ASEAN Para Games 2020 di Filipina menyebabkan para atlet tenis meja yang mengikuti pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Solo merasa jenuh. Untuk mengobatinya, para atlet tenis meja penyandang disabilitas itu menggelar kegiatan fun games di sela-sela latihan.
Salah satu atlet tenis meja, David Jacob mengeluhkan kembali mundurnya jadwal penyelenggaraan ASEAN Para Games 2020 di Filipina. Meskipun demikian, persiapan untuk latihan tetap dilakukannya seperti biasa.
"Persiapan tidak masalah ya, tapi memang sejak Januari itu mundur ke Maret dan sekarang rencana mundur ke Mei. Kita harus atur lagi latihannya," kata dia di sela-sela latihan di HTC Solo Baru, Kamis, 27 Februari 2020.
Menurut David, mundurnya jadwal itu menyebabkan porsi latihan pun kembali berubah. Awalnya porsi latihan akan diturunkan untuk lebih fokus untuk latihan strategi main, namun sekarang ini porsi latihan kembali ke semula. "Latihan kembali ke awal seperti fisik dan juga pemantapan pukulan," ujarnya.
David tetap semangat untuk latihan serta memotivasi diri untuk tetap giat berlatih. Lantas dengan latihan yang dilakukan setiap hari dan ditambah jadwal yang kembali mundur, ia mengaku sebagai manusia biasa juga merasakan kejenuhan.
"Namanya atlet latihan setiap hari pasti ada mungkin capek, jenuh tapi kita harus lawan rasa-rasa itu. Karena memang kita di sini tugas negara dan punya target di ASEAN Para Games sehingga bisa mendapatkan hasil yang terbaik," kata peraih medali perak Paralympic di Brasil.
Lantas, David pun mengungkapkan cara yang digunakan para atlet untuk mengusir rasa jenuh itu di antaranya seperti menggelar makan malam bersama. Saat acara tersebut biasanya diselingi dengan menyanyi bersama yang diikuti para atlet.
"Kalau nggak nyanyi bersama ya santai-santai gitu. Kadang kalau saya sendiri di Solo itu abis latihan itu kalau malam ya nonton," ucapnya.
Sedangkan dengan kegiatan fun games yang diselenggarakan oleh produsen tenis meja Shiamiq, ia mengaku sangat senang lantaran disediakan para atlet bisa main headis dan tenis meja mini.
"Dengan headis yang bermain menyundul bola dan meja kecil untuk tenis meja mini. Ini sangat bagus karena memang buat fun biar latihannya penuh dengan fun, lain kita dengan latihan dengan program yang inti," ucapnya.
Sementara itu pelatih tenis meja, Bayu Widi Hapsara Purba menuturkan, yang paling ditakuti itu jika para atlet mengalami kejenuhan lantaran masa pemusatan latihan yang cukup lama.
"Pelatnas hampir satu tahun di sini karena ASEAN Para Games sudah diundur dua kali gara-gara virus corona. Ini pelatnas paling panjang," ucapnya.
Kemudian untuk mengusir rasa kejenuhan itu, ia pun menggelar fun games seperti headis dan tenis meja mini. "Headis itu permainan kayak sundul-sundulan bola itu. Itu sudah ada permainannya di dunia," jelasnya.
Sementara itu, Direktur CV Shiamiq Terang Abadi, Losia Soedjarwati mengaku tergerak memberikan bantuan berupa perlengkapan permainan headis dan tenis meja mini untuk hiburan para atlet guna mengusir rasa jenuh di sela-sela latihan.
"Mereka benar-benar jenuh sekali adanya kemunduran pertandingan. Apalagi ditambah mundurnya karena ada virus corona. Ini puncaknya karena dari virus corona ini waktunya tidak bisa kita prediksi sehingga kita berpikir untuk bantu siapkan fun game berupa headis dan tenis meja mini," ujarnya.