Plus Minus Bulutangkis RI Versi LYD: Saya Lemah Jika Ketemu Indonesia

Lee Yong Dae/Yoo Yeo Seong
Sumber :
  • BWF

VIVA – Kim Gi Jung/Lee Yong Dae akan bertemu dengan Fajar Alfian/Rian Ardianto di laga Semifinal Malaysia Masters Super 500 pada Sabtu, 11 Januari 2020. Pertarungan ganda putra ini tentu sangat dinantikan para pencinta bulutangkis di Indonesia.

Lee Yong Dae sendiri merupakan pemain bulutangkis senior dan salah satu legenda dunia. Atlet Korea ini juga sangat populer di Indonesia dari dulu hingga sekarang. Lee bahkan mengakui jika dia punya ikatan sendiri dengan Indonesia.

Saat menjadi tamu di channel YouTube Korea Reomit, peraih emas Olimpiade 2008 ini bicara soal pengalamannya di dunia bulutangkis dan pandangannya terhadap para pemain Indonesia. Sering bertanding dengan atlet-atlet Tanah Air, Lee Yong Dae mengakui jika Indonesia jagonya bulutangkis.

Dari video yang diunggah November 2019 lalu, berikut ini beberapa pandangan plus minus pemain bulutangkis Indonesia di mata Lee Yong Dae.

Baca Juga: Kevin Sanjaya dan 6 Pemain Bulutangkis Dunia yang Stylish Bak Model

Jago di Sektor Ganda

Sebagai pemain ganda, Lee Yong Dae mengungkap selama ikut Asian Games, ia selalu dikalahkan oleh pemain Indonesia.

"Saya maju Asian Games 3 kali, semua kalahnya sama atlet Indonesia. Intinya Indonesia itu jago di permainan ganda," katanya.

Pukulannya Enggak Ketebak

Lee Yong Dae mengatakan, para pemain bulutangkis Indonesia pintar mengarahkan bola. Pukulan-pukulan yang keluar sering kali tak bisa ditebak oleh lawan. 

"Kalau Indonesia, paling pintar menembak kok yang enggak bisa ditebak," serunya.

Pergelangan Tangan Lentur

Kelebihan lain yang dimiliki pemain bulutangkis Indonesia menurut Lee Yong Dae adalah pergelangan tangan yang lentur.

"Pemain Indonesia ini pergelangan tangannya beda, bisa dibilang lentur," tambahnya.

Jago Net-Play

Format Baru Bertabur Bintang, Ajang BDMNTN-XL Sajikan Duel Paten dan Menghibur

Permainan netting dari atlet-atlet Indonesia juga buat Lee Yong Dae kagum. Menurut pemain berusia 31 tahun ini, permainan adu net dari Indonesia sangat halus dan sulit.

"Net-play mereka luar biasa dan permainannya itu detail plus lembut banget. Saya sempat heran mengapa Indonesia berjaya di pertandingan besar, padahal saya juga sering menang di pertandingan-pertandingan lainnya. Saya jadi lemah banget kalau ketemu pemain Indonesia. Kesimpulan saya adalah karena net-play," ujarnya.

10 Tahun Pacaran Akhirnya Nikah, Inilah Profil Mitzi Abigail dan Anthony Ginting

Power dan Drive Hebat

Lee Yong Dae pun mengatakan, selain bisa bermain lembut, Indonesia punya punya power yang besar. Pun demikian dengan pukulan drive-nya.

Pemenang Aqua Cup Wakili Indonesia di Turnamen Badminton Asia Tenggara

"Power-nya juga kuat, drive-nya juga hebat sekali," kata Yong Dae.

Pintar Cetak Skor

Menurut Lee Yong Dae, bulutangkis lebih dari sekadar adu kekuatan fisik dan kekencangan pukulan. Banyak hal-hal lain yang ikut memengaruhinya. Pemain Indonesia, menurut Yong Dae, punya hal itu.

"Kalau ketemu atlet Indonesia tuh badan kita enggak capek, cuma ya kalah deh. Alasannya karena permainan halus itu. Mereka pintar dalam mencetak skor," serunya.

Pembawaan Tenang

Selain itu, pemain Indonesia dinilai punya aura yang kalem dan tenang. Lee Yong Dae pun sampai bingung dengan pembawaan para pemain Indonesia tersebut.

"Indonesia punya gaya yang berbeda. Atlet Indonesia itu bawaannya tenang. Entah kenapa pemain Indonesia itu kalem banget, bahkan sampai selesai," serunya.

Kelemahan

Selain itu, Lee Yong Dae juga bicara keunggulan pemain Korea dibanding Indonesia. Menurutnya, yang paling menonjol adalah mental dan fisik.

"Pemain Indonesia memang kalem dan tenang, tapi terkadang suka menyerah kalau situasi sudah agak berat," ujarnya.

Lee Yong Dae juga menambahkan, "Kalau pemain Korea itu power, kekuatan fisik, dan mental sih bagus, tapi bulutangkis itu kan harus mencetak skor untuk menang. jadi walaupun fisik bagus ya, kurang. Contoh saja kalau saya disuruh running sama atlet Indonesia, mungkin saya bisa menang. Tapi kalau bulutangkis, saya bisa kalah," ujar atlet yang kini juga menekui channel YouTube-nya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya