Nasib Tragis Ganda Putri RI, Sudah 42 Tahun Gagal Juarai Denmark Open

Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Sumber :
  • PBSI

VIVA – Kurang dari sepekan lagi BWF World Tour Super 750, Denmark Open 2019 segera digelar di Odense Sportspark, Odense V, Denmark.

Format Baru Bertabur Bintang, Ajang BDMNTN-XL Sajikan Duel Paten dan Menghibur

Di turnamen ini, Indonesia memiliki reputasi yang tak begitu memuaskan. Terbukti hingga saat ini RI masih cuma bisa bercokol di peringkat 5 daftar peraih gelar juara Denmark Open 2019.

Sejak Denmark Open pertama kali digelar pada 1935, Indonesia baru bisa merebut 21 dari 335 gelar juara yang telah beredar di turnamen ini.

Daftar Lengkap Juara Denmark Open 2024: Pebulutangkis Indonesia Bernasib Tragis

Bahkan, yang terbaru Indonesia sempat puasa gelar juara selama 8 tahun. Tak ada satu pun gelar juara yang berhasil dibawa pulang. Akhirnya pada 2018, baru masa gelap RI di Denmark Open mulai sirna setelah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon mempersembahkan tahta juara ke 9 ganda putra Denmark Open.

Dari 5 sektor yang dipertandingkan di turnamen berhadiah total 775.000 Dolar Amerika Serikat ini, yang paling tragis bagi Indonesia yakni di sektor ganda putri.

Sikap Terpuji Ratu Bulutangkis Dunia saat Gregoria Cedera hingga Menangis di Denmark Open 2024

Sebab, sudah 42 tahun tak ada lagi ganda putri RI yang berjaya di turnamen ini. Terakhir kali gelar juara direbut pada tahun 1977 melalui jerih payah Verawaty Wiharjo/Imelda Wigoeno.

Dan gelar juara itu merupakan yang kedua. Gelar juara pertama didapatkan RI pada tahun 1974 juga melalui perjuangan Imelda Wigoeno saat berpasangan dengan Theresia Widiastuty.

Sejak saat itu hingga sekarang, ganda putri RI selalu pulang dengan tangan hampa dari Denmark Open.

Di Denmark Open 2019 ini, harapan RI untuk bisa mengakhiri catatan hitam itu juga terbilang tak mudah. Indonesia menjadi negara paling sedikit mengerahkan ganda putri di Denmark Open 2019, yakni hanya menerjunkan Greysia Polii/Apriyani Rahayu saja.

Memang, segala sesuatu bisa saja terjadi dan Greysia/Apriyani bisa saja menjuarai turnamen ini. Tapi, jika dilihat dari rekam jejak penguasa ranking 5 itu di tahun ini, tentu saja sangat sulit bagi mereka untuk bisa naik podium juara.

Sepanjang tahun 2019 ini, Greysia/Apriyani baru merengkuh satu gelar juara, yaitu India Open 2019 saja. Di dua turnamen BWF Super 750 sebelumnya, prestasi terbaik mereka cuma bisa lolos ke perampatfinal Japan Open 2019.

Di Malaysia Open 2019 bahkan mereka cuma bisa berlaga hingga babak 16 besar saja. Yang paling tak terduga, mereka dihabisi junior mereka sendiri, Ni Ketut Mahadewi Istarani/Rizki Amelia Pradipta.

Meski begitu, rakyat Indonesia masih menyimpan harapan besar kepada Greysia/Apriyani untuk bisa memecahkan kebuntuan di turnamen ini. Semoga saja.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya