2 Peserta Tewas di Surabaya Marathon, Lewati Tes Medis?

Surabaya Marathon di Jalan Embong Malang Surabaya, Jawa Timur
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Event tahunan Surabaya Marathon pada Minggu pagi, 4 Agustus 2019, berujung duka. Dua peserta, Husnun N Djuraid (60 tahun), warga Kota Malang, dan Oentung P Setiono (55), warga Kelapa Gading, Jakarta, meninggal dunia sebelum sampai finis. 

dr. Tirta Bagikan Tips Menyeimbangkan Denyut Jantung dan Kecepatan Lari, Hindari Kolaps saat Maraton

Surabaya Marathon diselenggarakan oleh Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) dan didukung oleh Pemerintah Kota Surabaya. Dimulai pagi buta, start dan finis sama dengan tahun sebelumnya, yakni di depan Tunjungan Plaza di Jalan Embong Malang Surabaya.  

Dibuka untuk umum, lari maraton terdiri dari empat kategori, yakni lima kilometer (5K), sepuluh kilometer (10K), 21 kilometer (21K), dan 42 kilometer (42K). Lebih dari enam ribu peserta hadir di ajang itu. Wali Kota Tri Rismaharini, Kapolrestabea Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho, dan pihak dari APPBI. 

Setelah Finisher Berlin Marathon, Misbakhun Berhasil Taklukkan Chicago Marathon

Juru bicara Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser, mengatakan bahwa mereka sudah menyediakan tim medis di beberapa titik sepanjang lintasan maraton. Ambulans juga disiapkan. Jika kemudian ada peserta yang meninggal, tidak ada yang menghendaki itu. "Atas nama pemkot kami ikut berbelasungkawa," katanya. 

Ditanya apakah setiap peserta menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum mengikuti lomba, Fikser mengaku tidak tahu. Menurutnya, segala hal terkait teknis penyelenggaraan Surabaya Marathon disiapkan dan dilakukan oleh pihak panitia. "Itu panitia," ujarnya. 

Lalui Tanjakan Kejam di Maraton Olimpiade 2024, Anindya Bakrie Persembahkan Medali untuk Indonesia

Husnun dan Oentung adalah peserta dari kategori sepuluh kilometer (10K). Sesampai di Jalan Pemuda, Husnun jatuh pingsan kemudian dilarikan ke RSUD dr Soetomo dan meninggal dunia. Adapun Oentung tumbang sesampai di Jalan Basuki Rahmat. Dia juga meninggal di rumah sakit. 

Anak Husnun, Amalia Kautsariah, mengatakan bahwa ayahnya memang memiliki riwayat penyakit jantung. Sebelum ikut Surabaya Marathon, almarhum pernah masuk rumah sakit setelah ikut lari maraton Prambanan-Borobudur sejauh 10 kilometer sampai finis.

"Almarhum Husnun) Sempat ngamar (di rumah sakit) tapi sudah sembuh. Sempat ikut (lari maraton) Borobudur-Prambanan itu sampai finish 10KM. Tahun ini di Surabaya. Waktu tenis sempat ngamar, terus sembuh ikut lari lagi," kata Amalia. 

Semarang 10 K Run

Bahaya Heatstroke Mengintai Pelari, Ini Cara Jitu Meminimalisirnya

Lari kini menjadi olahraga yang digandrungi masyarakat  karena persiapannya yang cukup mudah dan tidak perlu banyak peralatan tambahan. 

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024