Kisah Pedagang Asongan yang Jadi Calon Pemain Basket Terbaik Dunia
Hidupnya yang sulit selama bertahun-tahun di Yunani, tidak menghalangi Antetokounmpo untuk mewakili negaranya dalam kompetisi internasional bersama Thanasis. Sekarang, mereka punya sepatu masing-masing.
Meski demikian, sebenarnya bisa dimaklumi jika Antetokounmpo tidak mewakili Yunani. Ia baru mendapatkan kewarganegaraan Yunani pada 2013, itu pun prosesnya dipersulit oleh birokrasi dan hampir membuatnya tidak bisa pergi ke AS untuk mengurus kepindahannya ke Milwaukee.
Antetokounmpo merayakan perekrutannya dengan bendera Yunani, meskipun hubungannya dengan negara tersebut bisa dibilang rumit. - Getty Images
Adapun politikus Nikos Michaloliakos, pemimpin partai ekstrem kanan "Fajar Emas", mengkritik pemerintah Yunani karena memberi Giannis dan Thanasis kewarganegaraan. Ia menyebut Giannis "simpanse".
"Giannis lebih Yunani dari mereka yang mengolok-oloknya," kata Antonis Samaras, perdana menteri Yunani waktu itu, menanggapi ujaran Michaloliakos.
Pada waktu itu, fakta bahwa Giannis dan Thanasis mendapatkan perlakuan khusus dibandingkan anak-anak imigran lain yang kurang beruntung, juga dikritik kelompok pegiat HAM.
Seniman graffiti Yunani Same84 mengabadikan sosok Giannis di jalanan Athena tempat "Si Gila" belajar bermain basket. - Getty Images
"Ketika saya di Yunani, orang sering bilang, `Kamu bukan orang Yunani. Kamu orang Nigeria karena kamu hitam.` Tapi sering juga terjadi yang sebaliknya, ketika orang bilang, `Kamu bukan orang Afrika. Kamu Yunani.
"Tapi saya tidak begitu peduli dengan itu. Dalam hati saya, saya tahu siapa saya dan dari mana asal saya. Hanya itu yang penting bagi saya," kata Antetokounmpo.