Gondol 3 Emas, Atlet Para Renang Nyebur ke Kolam GBK

Kolam renang Gelora Bung Karno Jakarta.
Sumber :

VIVA – Usai bertanding selama enam hari bersama dengan ratusan atlet dari Asia di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta. Sejumlah atlet para renang Indonesia tampak lega pada Jumat malam, 12 Oktober 2018, setelah mampu mencapai target di ajang Asian Para Games 2018

Bibit-bibit Pesepakbola Potensial Lahir di Tangerang

Sejumlah atlet terlihat melakukan selebrasi dengan menceburkan diri di kolam tempat perlombaan digelar. Tiga medali emas, empat medali perak dan lima medali perunggu berhasil diboyong kontingen Merah Putih.

Pelatih tim para-renang Indonesia, Bhima Kautsar mengaku bangga atas prestasi anak asuhnya. Meski persiapan menjelang gelaran Asian Para Games hanya delapan bulan.

Wing Chun Indonesia Juara Umum Kejuaran Dunia, Yaqut Janji Perjuangkan Masuk Cabor KONI

"Alhamdulillah, kalau saya pribadi, meski mendapat tantangan dari NPC (National Paralympic Committee), tetapi target kami tercapai," kata Bhima.

Sejak datang ke Jakarta, NPC memang menargetkan medali emas kepada tim para-renang Indonesia pada nomor 100 meter gaya punggung putra lewat Jendi Pangabean, serta nomor 100 meter gaya dada dan 200 meter gaya ganti putri melalui Syuci Indriani.

1.605 Atlet dari 14 Provinsi Ikuti Pra Pekan Olahraga Pelajar Nasional di Solo

Selain puas bisa memenuhi target medali emas, Bhima juga mengaku senang dengan keberhasilan atlet-atletnya memperbaiki catatan waktu terbaiknya. Seperti Syuci Indriani, meskipun hanya mendapat perunggu di nomor 200 meter gaya bebas putri S14. Akan tetapi, atlet asal Riau itu mampu memperbaiki catatan waktunya.

"Itu luar biasa, karena waktu terbaik Syuci dibuat pada dua tahun lalu ketika di (Paralimpiade 2016) Brazil. Kami sudah puas, tapi ada beberapa yang masih perlu dievaluasi," kata dia.

Bhima juga menambahkan bahwa para atletnya sempat mengalami situasi yang sulit. Sebab, tampil sebagai di hadapan publik sendiri menyebabkan atlet-atlet sulit untuk fokus saat bertanding.

"Ya biasa lah, namanya main sebagai tuan rumah, euforianya masih terlalu besar. Jadi, ada untungnya ada ruginya," kata Bhima.

Menurutnya, tampil sebagai tuan rumah bisa menjadi semacam 'dua mata anak pisau' bagi anak asuhannya. Di satu sisi, ekspetasi tinggi menyelimuti atlet-atletnya sehingga berpengaruh ke mental para atlet.

"Di sisi lain, kadang terlalu besar rasa percaya diri dan terlalu semangat juga tidak baik karena fokus bisa hilang. Tapi saya salut, kami tidak mudah menyerah karena ini levelnya Asia, dapat itu saja sudah bagus. Berarti sudah sama-sama maju. Lawannya maju kita pun maju," ucapnya.

Syuci Indriani menjadi atlet Indonesia pengoleksi medali terbanyak di cabang olahraga para-renang Asian Para Games 2018. Atlet berusia 17 tahun itu mampu membawa pulang dua medali emas dari nomor 200 meter gaya ganti putri SM14 dan 100 meter gaya dada putri SB14.

Sedangkan, satu medali perak nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri S14 dan satu perunggu nomor 200 meter gaya bebas putri S14.

Sementara itu, Jendi Pangabean, yang juga menjadi tumpuan Indonesia, menyumbangkan empat medali yakni medali emas nomor 100 meter gaya punggung putra S9, satu medali perak nomor 100 meter gaya kupu-kupu S9, satu perunggu nomor 100 meter gaya bebas putra S9, dan satu medali nomor 4x100 meter gaya ganti estafet 34 poin.

Medali lainnya bagi Indonesia di cabang para renang disumbangkan oleh Steven Tangkilisan Sualang di nomor 100 meter gaya punggung S10 (perunggu), Guntur di nomor 100 meter gaya dada putra SB8 (perak), Zaki Zulkarnain di nomor 100 meter gaya dada putra SB8 (perunggu), dan Aris di nomor 100 meter gaya dada putra SB7 (perak).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya